ThePhrase.id – Di awal tahun 2022, terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron dengan kenaikan rata-rata sebesar 27 ribu kasus per hari di awal Februari 2022. Bahkan, kasus baru harian Covid-19 telah mencapai 46.843 kasus pada 9 Februari 2022 yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2021.
Penambahan kasus Covid-19 varian Omicron ini bisa menjadi momen menaikkan harga saham-saham sektor kesehatan. Dilansir Kontan, Bursa Efek mengungkap bahwa indeks sektor kesehatan menguat 2,21% secara year to date (ytd)
Penguatan saham-saham kesehatan ini tak lepas dari peran memerintah dalam percepatan vaksin. Pengadaan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster yang mulai digratiskan pemerintah di awal tahun juga mendorong penguatan emiten kesehatan ini.
Ilustrasi Pergerakan Harga Saham (Foto: pixabay/geralt)
"Produknya dibutuhkan saat ada varian Omicron merebak dan dilakukannya vaksinasi. Sehingga akan menambah pendapatan serta berpotensi menambah laba bersihnya," ungkap Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya.
Bahkan kinerja emiten kesehatan ini disebut oleh CGS CIMB Sekuritas outperform sepanjang Januari 2022 atau mengungguli kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG). Kenaikan harga saham ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan melonjaknya kasus Omicron.
Lantas , apakah ini saat yang tepat untuk memborong emiten kesehatan? Dengan sentimen yang cenderung positif, mampu menarik pemodal untuk mencermati segala peluang aksi ambil untung (profit taking) dalam peningkatan kasus Omicron ini.
Namun, Cheryl menambahkan bahwa penguatan ini bersifat jangka pendek. Hal ini karena tingkat vaksin yang kian tinggi juga akan meredam munculnya mutasi virus Covid-19 yang lain. Meski demikian, pertumbuhan pendapatan saham-saham kesehatan ini diperkirakan kembali normal tahun ini pada rentang 4-5%.
Pemodal yang tertarik untuk menginvetasikan uangnya ke saham-saham kesehatan juga perlu bersantai. Pasalnya, meski kenaikannya akan cenderung normal dibanding lonjakan tahun lalu yang mencapai 30-80%, saham-saham kesehatan dinilai mampu menjadi pilihan teratas.
Rumah Sakit Siloam (Foto: siloamhospitals.com)
Seperti pada emiten rumah sakit, KLBF yang direkomendasikan dalam analisis Patricia Gabriela dari CGS CIMB Sekuritas. CIMB merekomendasikan pembelian saham KLBF dengan target harga Rp2.950 per saham.
Atau rekomendasi dari Panin Sekuritas untuk membeli saham MIKA. MIKA direkomendasikan dibeli dengan target harga Rp 3.000 per saham. Sementara CIMB merekomendasikan menahan saham MIKA dengan target harga Rp 2.400 per saham.
Harga Emiten Kesehatan (Per 11/02/2022, 9.00 am)
Sumber: Google Finance
Apakah Anda tertarik berinvestasi di emiten kesehatan? [fa]