regional

LRT Bawah Tanah Disiapkan di Bali untuk Permudah Mobilitas Masyarakat

Penulis Ashila Syifaa
Oct 24, 2023
LRT Jakarta. (Foto: ThePhrase.id/Syifaa)
LRT Jakarta. (Foto: ThePhrase.id/Syifaa)

ThePhrase.id - Light Rail Transit atau LRT telah sukses beroperasi di Jakarta dan Palembang, kini akan disiapkan untuk dikembangkan di Bali. Rencananya LRT tersebut akan dibangun sepanjang 20 kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai melewati beberapa wilayah seperti Canggu, Cemagi, dan Seminyak.

Pengembangan transportasi massal menjadi salah satu solusi untuk mengatasi beberapa pemasalahan seperti kemacetan, pencemaran udara, dan polusi yang dihasilkan dari gas emisi kendaraan. Tak hanya itu, LRT dapat mempermudah mobilitas masyarakat yang tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merencanakan ground breaking LRT di Bali pada awal tahun 2024.

Menurutnya, pemerintah tengah mengakselerasi rencana pembangunan LRT di Bali. Saat ini, pengerjaan studi kelayakan (feasibility study) LRT telah dilanjutkan yang sebelumnya sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

Selain itu melansir laman Indonesia.go.id, Menko Luhut juga menjelaskan bahwa kelanjutan pembangunan ini menjadi hal yang penting seiring dengan peningkatan kepadatan lalu lintas di Bali. Ia juga menambahkan pada 2025 akan ada lonjakan pengunjung yang datang ke Bandara Ngurah Rai mencapai 24 juta penumpang. Hal ini dapat menyebabkan terjebak dalam kemacetan selama 3 jam bila LRT tidak dibangun.

Berbeda dengan model lintasan LRT Jakarta dan Palembang, pemerintah telah memilih model lintasan bawah tanah alias underground, agar dapat mengatasi kepadatan pembangunan. Hal ini mengikuti banyaknya aturan pembangunan di Bali yang wajib dihormati. 

Di antaranya adalah peraturan bangunan yang tidak boleh melebihi tinggi pohon kelapa dan tidak boleh membangun ke atas. Selain itu juga tidak boleh menggusur pura untuk melebarkan jalan. Maka dari itu, model lintasan bawah tanah menjadi satu-satunya solusi untuk pembangunan LRT Bali ini. 

Menko Luhut pun menjelaskan mengenai investor asing yang akan terlibat dalam proyek ini. Ia menyebutkan telah ada komunikasi dengan investor asing dari beberapa negara, seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok. 

"Ada, sangat ada. Jadi yang jelas ada Korea, Jepang, Tiongkok. Mana saja yang mau transfer kita teknologi cepat dan murah, kita akan ambil. Jadi kita tidak ada preferensi," kata Luhut melansir laman Indonesia.go.id. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic