sportTimnas Indonesia

Luka, Doa, dan Harapan: Surat Terbuka Jay Idzes dan Thom Haye untuk Pendukung Timnas Indonesia

Penulis Ahmad Haidir
Oct 13, 2025
Thom Haye menulis pesan terbuka untuk fans Timnas Indonesia. Foto Instagram Thom Haye.
Thom Haye menulis pesan terbuka untuk fans Timnas Indonesia. Foto Instagram Thom Haye.

Thephrase.id - Stadion King Abdullah di malam itu sunyi sesaat setelah peluit panjang berbunyi. Beberapa pemain menunduk, beberapa menatap kosong ke langit, sementara yang lain memeluk rekan di sebelahnya dalam diam.

Di antara wajah-wajah lelah itu, ada dua sosok yang memikul lebih dari sekadar beban hasil pertandingan, Jay Idzes dan Thom Haye.

Keduanya bukan hanya pemain. Mereka adalah jembatan antara masa kini dan masa depan sepak bola Indonesia. Keduanya datang dari jauh, namun hatinya tertambat di sini, di tanah yang kini mereka sebut rumah.

Beberapa jam setelah laga, unggahan mereka muncul di media sosial. Tidak ada foto berlebihan, tidak ada kalimat heroik. Hanya kejujuran yang menetes dari hati dua pemain yang baru saja melihat mimpinya runtuh.

Idzes menulis pesan panjang, seolah mencoba menemukan cara untuk merangkai rasa yang sulit diucapkan.

"Saya tidak tahu harus mulai dari mana… Mimpi kami untuk bermain di panggung terbesar di dunia telah berakhir. Sulit untuk menggambarkan dengan kata-kata bagaimana perasaan saya saat ini," kata Idzes.

"Sulit ketika Anda telah bekerja untuk sesuatu begitu lama dan akhirnya gagal. Tapi mungkin ini belum waktunya untuk kami, mungkin Yang di Atas punya jalan yang berbeda untuk kami, mungkin kami butuh pengalaman ini untuk belajar dan berkembang. Meskipun kami kalah, seluruh perjalanan ini tidak terasa seperti kekalahan," tambahnya.

"Sejak pertama kali saya tiba di Timnas Indonesia, saya bisa merasakan ada hubungan istimewa di antara kami semua. Antara para pendukung dan para pemain, tetapi juga di dalam tim," lanjut Idzes.

"Ada ikatan tak terucap yang kami semua rasakan, dan saya bersyukur menjadi bagian dari itu. Saya tahu bahwa dengan tim ini dan dukungan yang kami terima, kami bisa melakukan banyak hal indah bersama. Sekarang adalah waktunya untuk membangun kembali dan kembali lebih kuat dari sebelumnya," kata Idzes.

Dalam setiap kalimat, Idzes berbicara seperti kapten yang memeluk seluruh tim dan bangsa dalam satu napas. Ia tak bicara tentang hasil, melainkan tentang arah. Tentang sebuah perjalanan panjang yang, baginya, baru dimulai.

"Saya memahami bahwa semua orang ingin kami berhasil secepatnya, begitu juga kami. Tapi kami sedang membangun sesuatu bukan hanya untuk kami, melainkan untuk generasi berikutnya yang akan datang setelah kami," tegas Idzes.

"Tujuan kami adalah meraih hal-hal besar bersama, tetapi yang lebih penting lagi, tujuan kami adalah menempatkan sepak bola Indonesia di peta dunia. Kami ingin membantu para pemain muda untuk berkembang agar mereka bisa mengambil alih ketika waktunya tiba. Karena ini lebih besar dari kami semua. Ini bukan hanya tentang tim ini mencapai tujuan, tetapi tentang menciptakan sesuatu yang akan bertahan selamanya," ujarnya.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu tim, dari balik layar hingga di lapangan. Saya ingin berterima kasih kepada rekan setim saya yang selalu memberikan segalanya untuk saudara, keluarga, dan negara mereka," imbuh Idzes.

Luka  Doa  dan Harapan  Surat Terbuka Jay Idzes dan Thom Haye untuk Pendukung Timnas Indonesia
Jay Idzes menyampaikan pesan terbuka untuk fans Timnas Indonesia. Foto Instagram Jay Idzes.

"Dan tentu saja, saya ingin berterima kasih kepada kalian semua yang mendukung kami dalam suka dan duka. Perjalanan ini sejauh ini seperti rollercoaster, tetapi kalian selalu ada bersama kami untuk mendukung. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus. Tanpa kalian semua, kami bahkan tidak akan berada di posisi ini," sambungnya.

"Saya meminta kepada kalian semua untuk menghormati dan mendukung semua pemain dan staf. Siapa kita jika kita mulai saling menjatuhkan di masa sulit? Itu bukan kita, itu bukan Indonesia. Kita selalu bersama, apa pun yang terjadi. Ini bukan akhir bagi kami, ini baru permulaan," tutup bek berumur 25 tahun ini.

Thom Haye pun menulis dengan nada yang sama lembutnya, tetapi dengan sentuhan keheningan yang lain, seperti seseorang yang sedang menatap jauh, mencari makna di balik rasa sakit.

"Sangat sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk momen ini. Kami telah berjuang keras mengejar mimpi untuk mencapai Piala Dunia. Kali ini, bukan waktu kami dan itu menyakitkan. Rasa sakit itu mungkin akan bertahan lama," kata Haye.

"Tetapi di balik rasa sakit, ada kebanggaan. Kebanggaan pada sebuah bangsa yang berani bermimpi, yang berdiri tegak melawan segala rintangan, dan mencapai hal-hal yang dulu dianggap mustahil," lanjutnya.

"Kepada semua orang yang percaya, yang mendukung, yang tidak pernah berhenti bermimpi bersama kami, terima kasih. Perjalanan ini bukan hanya tentang lolos kualifikasi. Ini tentang menunjukkan kepada dunia dan generasi berikutnya, siapa kita dan apa yang bisa kita capai," tutur Haye.

"Ini bukan akhir. Ini adalah bukti bahwa kita pantas berada di sini, dan bahwa suatu hari nanti, mimpi kita akan menjadi kenyataan," tandasnya. 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic