Thephrase.id - Paralimpiade 2020 menjadi kesempatan pertama M. Fadli berpartisipasi. Walau persaingannya ketat, sosok yang kaki kirinya diamputasi itu bermimpi bisa meraih medali.
Foto: M Fadli (dok. NPC Indonesia)
Entah medali emas, perak, atau perunggu, Fadli ingin mengukir namanya dalam daftar atlet Indonesia yang berprestasi di Paralimpiade. Ia sadar Tokyo 2020 merupakan puncak perjalanan sebagai atlet difabel.
Usia mantan pembalap motor itu sekarang 37 tahun. Agak sulit membayangkan di Paris 2024 masih eksis membalap. Pembalap kelahiran Bogor ini akan turun di nomor 1000 M Time Trial C4-5 Putra dan 4000 M Individual Pursuit C4 Putra.
Soal kekuatan lawan, atlet bernama lengkap Muhammad Fadli Imanuddin, ini mengaku baru bisa menebak-nebak. Sebab daftar nama pembalap baru dirilis setelah check list numbeer, license, control jersey, hingga technical meeting.
"Semua itu diadakan pada Senin 24 Agustus nanti. Jadi lawan-lawannya baru diketahui setelah itu," katanya.
Fadli sudah menjajal IZU Velodrome, tempat untuk menggelar cabor paracycling. Momen pertama coba lintasan berlangsung pada Jumat lalu. Fadli mulai berlatih dengan beradaptasi terhadap kondisi trek dan lintasan. Dua hal itu disesuaikan dengan rasio gear.
Selama 3,5 jam berlatih, ada empat lap yang dilahapnya. Relatif sedikit karena harus bergantian dengan pembalap lainnya. Dari empat lap itu Fadli mencari speed, rpm atau putaran, heat rate, hingga time laps.
"Adrenalin saya untuk lomba makin tinggi," ucapnya.
Keputusan Terbaik Ikut Paracycling
Fadli menjalani amputasi kaki kiri setelah kecelakaan fatal dalam balap motor di Sirkuit Sentul pada 2015. Ia berhasil memenangi lomba.
Nahas saat melakukan selebrasi dengan melambatkan motor, Fadli ditabrak pembalap Thailand dari belakang. Kecelakaan itu ngeri. Beruntung nyawa Fadli masih tertolong. Tapi tidak dengan kaki kirinya.
Prosesnya sampai bisa beraktivitas lagi butuh perjuangan. Keinginannya tetap ingin membalap. Tapi apa? Akhirnya memilih jadi atlet paracycling. Keputusan itu diambilnya pada 2017.
Medali Emas di Asian Para Games
Dasarnya sudah memiliki insting membalap, tidak sulit buat Fadli beradaptasi dengan cabor paracycling. Kalau dulu mengandalkan tenaga mesin untuk mencapai garis finis terdepan, sekarang mengandalkan tenaga tubuh.
Prestasi langsung datang hanya setahun usai memutuskan menggeluti olahraga ini. Adalah medali emas Asian Para Games 2018 Jakarta.
Fadli berhasil menyabet medali emas di nomor Pursui C4. Ia juga mendapatkan medali perak di nomor Time Trial C4 dan medali perunggu nomor Team Sprint C1-5.
Tidak Mau Gugup
Dari sisi teknis, persiapan yang dilakukan selama setahun terakhir di Solo sudah maksimal. Begitu juga dengan kemampuan fisik. Semua sudah oke.
Kalau sudah begitu tinggal bagaimana menjaga mental. Apalagi akan menjalani persaingan melawan atlet dari berbagai belahan dunia.
Fadli mengaku ada perasaan gugup. Situasi yang wajar dirasakan atlet ketika akan turun bermain, apalagi di ajang yang baru pertama kali diikuti. Namun Fadli tidak mau terbawa perasaan itu. Ia tidak mau kalah dengan dirinya sendiri. Fokus, fokus, dan fokus.
"Tinggal nanti bagaimana cara saya agar perasaan gugup diubah menjadi semangat. Jadi yang muncul itu hal positif untuk bertanding," kata Fadli. (Nadira)