ThePhrase.id – Pemerintah resmi meluncurkan program Magang Nasional yang akan dimulai pada Oktober 2025 mendatang. Program ini dirancang untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja, terutama bagi para lulusan baru atau fresh graduate.
Melalui program ini, lulusan terbaru tak hanya mendapatkan pengalaman kerja di BUMN atau perusahaan ternama, melainkan juga mendapat kesempatan untuk meniti karier selepas kuliah.
Program ini berlangsung selama enam bulan, mulai Oktober 2025 hingga Maret 2026 dengan target peserta sebanyak 20.000 orang. Kriteria peserta magang yang terpilih meliputi lulusan S1 atau D3 dengan maksimal satu tahun setelah kelulusan, dan tanpa adanya batas usia. Dengan demikian, kesempatan ini terbuka luas untuk seluruh lulusan baru di Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa program Magang Nasional 2025 bukan merupakan bantuan sosial, sehingga dapat diikut seluruh lulusan baru tanpa melihat status sosial.
"Konsepnya bukan bantuan sosial, tapi ini konsepnya untuk pembukaan lapangan kerja, walaupun itu sifatnya sementara," tegas Menaker Yassierli melansir Antara, Senin (22/09).
Menaker Yassierli juga memastikan bahwa anggaran untuk program ini sudah tersedia dalam APBN. Estimasi biaya yang dialokasikan mencapai Rp198 miliar untuk periode Oktober hingga Desember 2025.
Sebagai bentuk persiapan, Kementerian Ketenagakerjaan tengah menyiapkan platform digital khusus untuk pendaftaran. Melalui platform ini, pekerja atau calon peserta magang dapat mendaftar sekaligus memilih perusahaan atau instansi yang membuka peluang magang. Platform tersebut ditargetkan akan selesai pada akhir September 2025.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pelaksanaan magang akan dibagi ke dalam dua periode, masing-masing tiga bulan. Selama masa magang, peserta akan mendapatkan uang saku setara Upah Minimum Provinsi (UMP). Saat ini, rata-rata UMP nasional berada di angka Rp3,3 juta per bulan.
Magang Nasional 2025 dijalankan melalui kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia industri. Program ini juga bersifat inklusif, terbuka untuk semua lulusan baru tanpa memandang status sosial. Selain itu, program ini merupakan bagian dari Paket Stimulus Ekonomi 2025 yang menjadi agenda prioritas pemerintah untuk mempercepat pembangunan nasional. [fa]