Thephrase.id - Malam Liga Champions pada Selasa, 21 Oktober 2025 waktu setempat menghadirkan tontonan luar biasa. Dalam satu malam, tercipta 43 gol, lima kartu merah, dan enam penalti yang sebagian besar berujung gol.
Pertandingan berlangsung dengan intensitas tinggi sejak menit pertama hingga akhir. Tidak ada ruang untuk jeda karena setiap laga menyuguhkan aksi yang memanjakan mata.
Paris Saint-Germain (PSG) menjadi sorotan utama setelah membantai Bayer Leverkusen dengan tujuh gol. Kedua tim bermain dengan sepuluh pemain setelah masing-masing mendapat kartu merah, sementara penalti Leverkusen gagal dimanfaatkan.
PSV Eindhoven juga mencatat hasil mengejutkan ketika menumbangkan juara Italia, Napoli. Tertinggal lebih dulu, klub Belanda itu bangkit dan menutup laga dengan kemenangan telak 6-2.
Dari Inggris, tiga klub besar tampil dominan. Arsenal, Newcastle United, dan Manchester City sama-sama meraih kemenangan meyakinkan dengan margin gol besar.
Erling Haaland kembali mencatat rekor pribadi setelah menambah gol dalam 12 pertandingan beruntun. Ketajaman sang penyerang Norwegia mempertegas statusnya sebagai mesin gol utama The Citizens.
Menyadur BBC, catatan statistik malam itu menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah Liga Champions. Hanya dua kali sebelumnya kompetisi ini mencatat jumlah gol lebih banyak dalam satu malam pertandingan.
Rekor tertinggi masih dipegang musim lalu dengan total 64 gol dalam satu putaran fase liga. Namun, jumlah itu dicapai dalam 18 laga yang dimainkan bersamaan, menghasilkan rata-rata 3,55 gol per pertandingan.
Jika dilihat dari rasio gol per pertandingan, malam Selasa itu hanya kalah dari catatan tahun 2014. Kala itu, delapan laga menghasilkan 40 gol, dengan rata-rata lima gol per laga.
Malam bersejarah pada 21 Oktober 2014 itu juga menyajikan banyak drama. Manchester City kala itu bermain imbang 2-2 melawan CSKA Moscow, sementara Bayern Munchen dan Shakhtar Donetsk sama-sama menang besar dengan tujuh gol.
Chelsea turut mencatat kemenangan besar dengan menghancurkan Maribor 6-0. Dominasi klub-klub Eropa Barat kembali terlihat jelas di kompetisi antarklub paling elite itu.
Dari sisi produktivitas negara, Inggris menjadi penyumbang gol terbanyak dengan sembilan gol. Prancis berada tepat di belakangnya berkat penampilan tunggal Paris Saint-Germain yang mencetak tujuh gol.
Empat klub gagal mencatatkan gol pada malam penuh aksi itu, masing-masing berasal dari Belgia, Portugal, Kazakhstan, dan Siprus. Keempatnya harus pulang dengan tangan hampa.
Para pemain asal Inggris turut memberi kontribusi besar bagi pesta gol tersebut. Marcus Rashford dan Harvey Barnes sama-sama mencetak dua gol, sementara Anthony Gordon menambah satu untuk Newcastle United.
Pemain asal Spanyol tampil lebih produktif dengan total enam gol. Separuh di antaranya datang dari Fermin Lopez yang mencetak hattrick untuk Barcelona.
Malam itu menegaskan bahwa Liga Champions masih menjadi panggung paling spektakuler di sepak bola dunia. Gol, drama, dan emosi berpadu menciptakan malam yang akan dikenang lama oleh para penggemar di seluruh Eropa.