ThePhrase.id - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, memberikan respons atas sanksi berat yang dijatuhkan FIFA kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait kasus naturalisasi.
Orang kepercayaan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tersebut menyatakan bahwa proses naturalisasi pemain keturunan tidak bisa disamakan dengan sesuatu yang mudah.
Pernyataan Arya disampaikan melalui akun Instagram pribadinya pada Jumat, 26 September 2025. Ia turut mengunggah tangkapan layar artikel resmi FIFA mengenai hukuman tersebut sebagai penegasan.
Menurut Arya, pengalaman PSSI dalam mengurus pemain keturunan menunjukkan bahwa prosedur naturalisasi membutuhkan waktu panjang. Dokumen yang harus dipenuhi tidak sedikit dan seluruhnya melalui proses verifikasi ketat.
"Tidak mudah melakukan naturalisasi karena kita sering kerja sat set, akhirnya dikira semua gampang," tegas Arya.
"Ada yang butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk satu pemain. Bahkan ada yang tidak bisa melakukannya walau mempunyai kesempatan," lanjutnya.
"Sebab, memang bukan seperti membalikkan telapak tangan. Yuk kita kerja lagi untuk Indonesia," tutup mantan Staf Khusus Menteri BUMN itu.
PSSI selama ini menerapkan aturan FIFA dengan ketat. Calon pemain yang dinaturalisasi wajib memiliki hubungan darah langsung dari kakek atau nenek, bukan buyut. Regulasi tersebut menjadi standar yang tidak bisa ditawar.
Selain itu, PSSI menekankan pentingnya keterbukaan kepada publik. Identitas dan asal usul pemain keturunan yang diajukan untuk naturalisasi selalu disampaikan secara jelas, sehingga proses berjalan transparan.
Kasus yang menimpa Malaysia berbeda jauh. FIFA menemukan adanya manipulasi dokumen yang membuat tujuh pemain keturunan Malaysia dinyatakan tidak sah untuk naturalisasi. Pelanggaran ini masuk dalam kategori serius sesuai Pasal 22 Kode Disiplin FIFA.
Tujuh pemain yang dijatuhi hukuman adalah Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, Hector Alejandro Hevel Serrano, Gabriel Palmero, dan Imanol Machuca. Mereka dilarang tampil di seluruh kompetisi sepak bola selama satu tahun.
Selain larangan bermain bagi para pemain, FIFA juga memberikan sanksi finansial. FAM diwajibkan membayar denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar. Sementara itu, masing-masing pemain dikenakan denda 2.000 franc Swiss. (Rangga)