ThePhrase.id - Cuka apel telah terkenal selama berabad-abad sebagai pengobatan alternatif. Cuka apel atau Apple Cider Vinegar (ACV) telah diklaim dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh saat dikonsumsi, termasuk efek antimikroba dan antioksidan.
Foto: Ilustrasi Cuka Apel (freepik.com photo by mdjaff)
Apa itu cuka apel?
Cuka apel dibuat melalui proses yang disebut fermentasi. Ragi dalam campuran memproses gula dalam jus apel, mengubahnya menjadi alkohol setelah beberapa minggu. Kemudian, bakteri alami memecah alkohol menjadi asam asetat, yang memberi cuka rasa dan bau yang tajam.
Sebagian besar ACV yang ditemukan di supermarket adalah jenis yang bening, dipasteurisasi, dan disaring. Tetapi Anda juga dapat membeli cuka sari apel mentah yang tidak difilter yang mengandung endapan keruh. Disebut "induk", zat ini terdiri dari bakteri dan ragi yang menetap. Zat inilah yang dianggap paling bermanfaat bagi tubuh saat dikonsumsi.
Kandungan Nutrisi
Satu sendok makan (15ml) ACV mengandung:
3Kkal / 13KJ
1g karbohidrat
11mg kalium
1mg kalsium
1mg magnesium
Cuka apel tidak mengandung vitamin atau mineral apa pun, selain potasium, kalsium, dan magnesium dalam jumlah yang sangat kecil. Namun, cuka sari apel juga mengandung asam amino dan antioksidan.
Menjaga Kadar Gula Darah
Sampai saat ini, bukti penggunaan ACV sebagai sarana untuk membantu manajemen gula darah adalah yang paling mengesankan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa sebagai bagian dari makanan yang mengandung karbohidrat, cuka apel dapat meningkatkan kadar glukosa dan insulin setelah Anda selesai makan. Metode kerjanya dianggap mirip dengan metformin yang merupakan obat penurun gula darah.
Studi lain yang meneliti konsumsi 2 sendok makan ACV pada waktu tidur menemukan peningkatan kadar glukosa saat bangun tidur. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan ACV di area ini tampaknya paling relevan untuk individu sehat atau penderita diabetes dengan kadar gula darah yang terkontrol dengan baik.
Membantu Proses Penurunan Berat Badan
Saat ini tidak ada bukti khusus untuk mendukung kemanjuran diet dengan ACV, namun, ada beberapa penelitian menarik yang menilai potensi efek diet cuka. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa temuan ini hanya didasarkan pada penelitian pada hewan.
Beberapa penelitian pada manusia telah melaporkan efek positif ACV pada perasaan kenyang yang secara paralel membantu menurunkan asupan kalori. Ini dikombinasikan dengan menyeimbangkan gula darah dan mengurangi kadar insulin dapat menjelaskan efek yang dirasakan pada berat badan. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang meneliti dampak penambahan cuka pada makanan yang berbahan dasar roti putih menemukan bahwa orang-orang dalam penelitian tersebut mengalami rasa kenyang yang lebih baik dan pengurangan glukosa darah dan respons insulin.
Membunuh Bakteri Berbahaya
Secara tradisional digunakan untuk membersihkan rumah dan sebagai pengawet makanan, cuka memang memiliki sifat anti-mikroba.
Pada tahun 2005, sebuah penelitian menilai sifat anti-mikroba cuka dengan menginokulasi arugula dengan Salmonella. Para peneliti memperlakukan arugula yang tercemar dengan cuka, jus lemon, atau kombinasi keduanya. Mereka menemukan bahwa jus lemon dan cuka menurunkan pertumbuhan Salmonella.