ThePhrase.id - Untuk memastikan operasional kereta cepat berjalan dengan lancar, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di jalur KA Cepat, baik pada masa uji coba maupun saat operasi dimulai pada Agustus 2023 mendatang.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menilai aktivitas di jalur KA Cepat sangat berbahaya. Ia menjelaskan bahwa sejak dilakukan pengujian, telah terjadi beberapa insiden benda asing, seperti layang-layang yang tergantung pada jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) atau Overhead Catenary System (OCS), terutama di area antara Stasiun Padalarang hingga Tegalluar.
"Akibatnya, terdapat sejumlah kejadian layang-layang terjebak pada LAA yang mengganggu proses pengujian," ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (23/7).
Dia mengimbau masyarakat menghindari melakukan sejumlah hal yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan bersama. Salah satunya adalah larangan bermain layang-layang bagi warga yang tinggal di sekitar jalur, karena benang dan layang-layang tersebut berpotensi mengganggu kelistrikan jika tersangkut pada jaringan LAA.
Pada kasus ringan, benda asing bisa merusak pantograf dan kereta cepat akan terhenti. Sedangkan pada kasus berat, benda asing dapat menyebabkan putusnya kabel listrik arus dan pemadaman listrik yang dapat mengganggu operasional perjalanan kereta cepat.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk tidak mencoba masuk ke jalur KA Cepat dengan melewati pagar pembatas karena sangat berbahaya. Meski sepanjang jalur KA Cepat sudah diberi pagar dan kawat berduri, masyarakat tetap diminta untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini.
Eva menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan berbagai cara, seperti mendatangi langsung area pemukiman warga dan memasang materi sosialisasi seperti poster dan spanduk yang berhubungan dengan hal-hal yang dapat membahayakan perjalanan KA Cepat dan keselamatan masyarakat.
Selain itu, melalui kerjasama dengan TNI-Polri, sosialisasi juga dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan bersama. Sekitar 500 personel TNI-Polri turut membantu melakukan sosialisasi kepada masyarakat di beberapa wilayah.
"Melalui sosialisasi yang dilakukan, diharapkan seluruh masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam menjaga keselamatan dirinya maupun orang lain di sekitar jalur KA Cepat," imbuhnya.
Kereta Api Cepat relasi Jakarta-Bandung merupakan layanan KA Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang dioperasikan dengan kecepatan mencapai 350 km/h. Jalur KA Cepat relasi Jakarta-Bandung membentang sepanjang 142,3 km dengan melalui 13 terowongan, dan melayani 4 Stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Dalam upaya meningkatkan konektivitas, KA Cepat relasi Jakarta-Bandung akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya, termasuk LRT Jabodebek, KA Feeder, Commuter Line Bandung Raya, Bus Rapid Transit, Shuttle, dan Taksi. [nadira]