ThePhrase.id - Taman Nasional Ujung Kulon, salah satu Situs Warisan Dunia kategori alam oleh UNESCO juga merupakan tempat wisata alam yang unik untuk dikunjungi.
Foto: Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (dok. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
Kawasan Ujung Kulon pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada tahun 1846. Pada masa itu, kekayaan flora dan fauna di Ujung Kulon sudah dikenal oleh para peneliti. Meski sempat tersapu bersih oleh letusan Gunung Krakatau, Ujung Kulon dapat tumbuh baik dengan cepat.
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Taman ini memiliki luas wilayah darat 78.619 Ha dan luas perairan 44.337 Ha, menjadikan total luas 122.956 Ha.
Untuk memasuki Taman Nasional, pengunjung WNI dikenakan biaya Rp 5.000 pada hari kerja atau Rp 7.500 di hari libur. Pengunjung dengan rombongan dikenakan biaya Rp 3.000 pada hari kerja atau Rp 4.500.
Sedangkan WNA dikenakan biaya Rp 150.000 pada hari kerja dan Rp 225.000 pada hari libur.
Kawasan Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat endemik maupun penting untuk dilindungi. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis langka yang dilindungi meliputi Badak Jawa, Owa Jawa, dan Surili.
Tak hanya bisa melihat satwa-satwa langka yang dilindungi, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas seru.
Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon.
Snorkeling dan Diving
Foto: Kegiatan Snorkeling (dok. Taman Nasional Ujung Kulon)
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan di Ciharashas Taman Nasional adalah melakukan snorkeling dan diving untuk menikmati keindahan ekosistem bawah air yang indah. Kawasan ini memiliki banyak terumbu karang yang masih dalam keadaan baik.
Hiking ke Citerjun
Pengunjung juga dapat melakukan hiking ke Air Terjun Citerjun. Nantinya, di akhir pengunjung dapat melepas lelah dengan mandi di air terjun yang bening. Air Terjun Citerjun memiliki tempat yang strategis, dekat dengan sarana penginapan di pulau Peucang. Teras Citerjun ini terbentuk oleh batu kapur dan stalagtit sebagai akibat aliran air sungai Citerjun. Kondisi demikian merupakan hasil dari suatu formasi geologi yang spektakuler.
Banteng Viewing
Foto: Banteng Viewing (dok. Taman Nasional Ujung Kulon)
Kegiatan menarik lainnya adalah pengamatan banteng di Cidaon. Di padang penggembalaan Cidaon, melalui menara pengintai pengunjung dapat menikmati atraksi banteng yang sedang merumput. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat burung merak dan ayam hutan.
Pada cuaca cerah, banteng dapat dilihat di pagi hari sekitar pukul 06.00-07.30 dan pada sore hari pukul 16.30. Direkomendasi untuk melihat banteng pada sore hari sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.
Ziarah ke Gua Sanghyang Sirah
Foto: Ziarah Gua (dok. Taman Nasional Ujung Kulon)
Gua Sanghyang Sirah merupakan salah satu tempat untuk berziarah. Pemandangan di sekitar gua sangat indah dengan karang besar dan curam di sepanjang pantai yang dikelilingi oleh hutan pantai.
Peziarah percaya bahwa Gua Sanghyang Sirah adalah tilas (tempat bertapa) Prabu Kian Santang yang diyakini masih berada di sana sampai saat ini.
Untuk menuju Gua Sanghyang Sirah, para peziarah harus melakukan trekking melalui jalur Tamanjaya-Tanjung Lame-Karang Ranjang dan kemudian menyusuri pantai selatan menuju Sanghyang Sirah. Perjalanan ditempuh kira-kira 1-2 hari. Mereka biasanya menginap di perjalanan (tidur di hutan). [nadira]