ThePhrase.id - Timnas Nigeria memboikot Kualifikasi Piala Afrika 2025. Penyebabnya karena Super Eagles luntang-lantung dan terlantar selama kurang lebih 17 jam di bandara Libya.
Timnas Nigeria seharusnya menantang tuan rumah Timnas Libya dalam matchday keempat Grup D Kualifikasi Piala Afrika 2025 pada Selasa, 15 Oktober 2024 malam waktu setempat di Martyrs of February Stadium, Benghazi.
Timnas Nigeria seharusnya mendarat di Bandara Internasional Benina, Benghazi tapi malah dialihkan ke Bandara Internasional Al Abraq, Bayda yang lebih kecil.
Bandara Internasional Al Abraq biasanya digunakan untuk penerbangan haji. Timnas Nigeria terdampar di sana dan merasa mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dan tercela.
"Kami telah mempertahankan semangat positif, tetapi ini adalah kondisi yang tidak dapat diterima," beber kapten Timnas Nigeria, William Troost-Ekong mengungkapkan frustrasinya.
"Bepergian melalui jalan darat tidak aman di sini, dan kami hanya dapat membayangkan bagaimana kami akan diperlakukan di hotel atau makanan yang akan mereka berikan kepada kami," tambahnya.
"Itu lucu sebelumnya, tetapi sebagai sebuah tim, kami menghargai diri kami sendiri, dan dalam kondisi seperti ini, kami tidak akan bermain," beber gelandang berumur 31 tahun ini.
"Bahkan pilot kami yang berkebangsaan Tunisia yang tidak dikurung seperti sandera kembali beberapa jam kemudian," tutur William Troost-Ekong.
"Ia diberi tahu di setiap hotel terdekat bahwa mereka hanya akan menerima dia dan tidak ada awak pesawat Nigeria. Apakah kita masih berbicara tentang sepak bola internasional?!" tegas William Troost-Ekong.
"Sebagai kapten tim bersama seluruh anggota tim, kami telah memutuskan bahwa kami Tidak akan memainkan pertandingan ini. Biarkan mereka meraih poin," ucap William Troost-Ekong.
"Mereka mengunci gerbang bandara dan meninggalkan kami tanpa sambungan telepon, makanan, atau minuman, semua itu hanya untuk mempermainkan pikiran," tulis pemain Al-Khoolod di Liga Arab Saudi ini.
"Saya pernah mengalami hal-hal seperti ini sebelum bermain di Afrika, tetapi ini adalah perilaku yang memalukan," tutup William Troost-Ekong, pemain yang pernah membela Udinese itu. (Rangga)