lifestyle

Mengagumi Karya Arsitektur Dunia Hagia Sophia

Penulis thephraseid
Apr 18, 2021
Mengagumi Karya Arsitektur Dunia Hagia Sophia


Thephrase.id - Hagia Sophia menyimpan jejak sejarah yang panjang dan transformasi dari zaman ke zaman.  Arsitektur klasik dunia ini layak untuk dikagumi dan menjadi pilihan untuk disambangi bila berkunjung ke Istanbul Turki.

Bangunan yang diakui sebagai warisan budaya dunia ini sangat unik, karena pernah menyandang fungsi sebagai Gereja, Mesjid, Museum dan kini kembali jadi Mesjid. Karya arsitektur klasik ini awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Di masa Kekaisaran Bizantium diakui sebagai gereja utama dan tempat kaisar baru dimahkotai, saat itu masih bergelar  Kota Konstantinopel.

Namun di era Kekaisaran Ottoman (Utsmaniyah) Turki, Sultan Mehmed II mengubah fungsi Hagia Sophia dari Gereja menjadi Mesjid dalam waktu 3 hari setelah penaklukan. Arsitekturnya pun mendapat sentuhan islami untuk mendukung fungsinya sebagai Mesjid Agung.

Hagia Sophia memiliki ciri khas kubah besar yang dikelilingi kubah yang ukurannya lebih kecil serta empat menara yang berfungsi untuk menggaungkan suara Adzan.

Selama lebih 500 tahun, Hagia Sophia telah menjadi identitas Turky. Pada era Presiden pertama Republik Turki Mustafa Kemal Attaturk, Hagia Sophia difungsikan menjadi Museum dan membuka kembali simbol-simbol  Kristiani yang sempat ditutup. Attaturk ingin melepaskannya dari simbol keagamaan.

Pesona Hagia Sophia memanggil kami untuk berkunjung pada bulan April.  Saat Turki telah memasuki musim semi dengan suhu berkisar antara 13°C sampai 20°C.

April di Turki juga terkenang, karena wajah kota Istanbul lebih ceria karena saat berseminya bunga Tulip. Saat tersebut dinilai sebagai waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Turki.  Suhu dan cuaca yang nyaman –tidak bersalju tapi terasa dingin-, langit yang cerah, dan jumlah turis yang mulai menurun, membuat liburan jelang pertengahan tahun di Turki sangat menyenangkan.

Hari itu, kami rombongan Royal Naugi Tour mendatangi Hagia Sophia. Di dalam bangunan terdapat delapan bingkai besar bertulis kaligrafi khas Islam. Ukurannya bahkan lebih besar dari pintu dan ditempatkan di langit-langit bangunan. Dua bingkai bertuliskan Laa Ilaha Illa Allah dan Muhammad Rasulullah. Empat bingkai mencantumkan nama empat Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW yakni Abubakar Assiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Selain itu, dua bingkai bertuliskan nama cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Kedelapan bingkai tersebut merupakan karya seniman Kaligrafi Kazasker Mustafa Izzet.

Kendati bangunan kental nuansa Islam, namun jejak-jejak sejarah yang dulunya pernah berfungsi sebagai Gereja Kristen Ortodoks belum sepenuh hilang. Sejumlah mozaik dan lukisan simbol Kristen juga masih melengkat di beberapa bagian dinding. Fakta ini mempertegas bahwa Hagia Sophia pernah mencatatkan sejarahnya sebagai Katedral terbesar di zaman Kekaisaran Bizantium.

10 Juli 2020 lalu, Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan secara resmi mengubah fungsi Hagai Sophia dari Museum jadi Mesjid. Mendapat kritik dari berbagai kalangan, Erdogan tak bergeming ia tetap pada keputusannya mengembalikan status Hagia Sophia seperti di masa kekaisaran Ottoman.

Turis tetap dapat mengunjungi Hagia Sophia namun tidak perlu membayar tiket masuk seperti saat statusnya sebagai museum. (Careina M)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic