ThePhrase.id - Beberapa bulan terakhir ini, badai dahsyat terus terjadi di berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah badai Ian yang disebut sebagai badai paling merusak yang pernah melanda Florida, Amerika Serikat.
Badai Ian yang merupakan badai kategori 4 menyapu pantai barat daya Florida pada 28 September 2022. Pantai Fort Myers, sebuah kota di pulau penghalang, adalah salah satu daerah yang terdampak badai paling parah dengan gelombang badai yang hampir mencapai atas rumah.
Foto: Ilustrasi Badai (freepik.com photo by jcomp)
Akibat badai tersebut, 35 orang dilaporkan meninggal dunia. Tak hanya itu, badai ini telah memutus aliran listrik 2,7 juta rumah di Florida. Jutaan orang dievakuasi sebelumnya, tetapi banyak yang tetap tinggal dan jumlah korban tewas diperkirakan tinggi. Meskipun tingkat kerusakannya belum diketahui, kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar dolar dan bahkan bisa ratusan miliar dolar, seperti yang terjadi pada beberapa badai sebelumnya.
Akibat Perubahan Iklim
Dengan badai bencana yang datang setelah serangkaian bencana musim panas ini, beberapa kalangan mencoba menghubungkan badai Ian dengan perubahan iklim. Perubahan iklim jelas memicu beberapa bencana, seperti gelombang panas dan kebakaran hutan dan memiliki efek yang lebih rumit pada badai.
Gabriel Vecchi, Professor Princeton University, mengungkap saat ini para peneliti tidak bisa secara lugas mengatakan bahwa pemanasan global adalah penyebab utama dari badai dahsyat. Meski demikian, ia mengungkap bahwa para peneliti saat ini yakin bahwa pemanasan global mengubah intensifikasi badai dan topan menjadi badai dahsyat secara cepat.
Ia mengungkap bahwa untuk badai menjadi lebih kuat dibutuhkan bahan bakar, dan bahan bakar tersebut adalah lautan yang hangat. Namun, dibutuhkan juga cuaca dan angin di atmosfer, kelembapan, dan kondisi yang tepat.
Badai yang belakangan ini terus terjadi memungkinkan peneliti untuk menyelidiki apa yang dulunya merupakan jenis peristiwa yang sangat langka. Jadi setiap peristiwa ini benar-benar menambah kemampuan peneliti untuk melihat peristiwa dan memberi kemampuan yang lebih baik tidak hanya untuk memahami konteks iklim tetapi juga untuk menguji model prakiraan.
Gabriel mengatakan bahwa masyarakat kini harus memiliki pandangan yang akurat tentang intensifikasi badai yang akan terjadi selama beberapa dekade mendatang dan juga naiknya permukaan laut. Pemerintah harus memutuskan perubahan kota, infrastruktur dan berinvestasi pada teknik perkiraan dan pengamatan.
“Yah, saya pikir sebagai masyarakat, kita perlu memasukkan tidak hanya sejarah tetapi juga pemahaman kita tentang bagaimana badai kemungkinan akan berubah selama abad mendatang, dan bahkan beberapa dekade, untuk benar-benar membangun masyarakat yang tangguh,” ujar Gabriel Vecchi dilansir dari npr.com. [nadira]