trending

Mengapa Banjir Pakistan Sangat Ekstrim Tahun Ini?

Penulis Nadira Sekar
Sep 07, 2022
ThePhrase.id - Pakistan mengalami banjir ekstrim dan bahkan terburuk pada abad ini. Setidaknya sepertiga dari negara itu terendam oleh banjir. Sungai meluap, banjir bandang dan danau glasial pun turut meluap.

Para ilmuwan mengatakan beberapa faktor telah berkontribusi pada peristiwa ekstrim, yang telah membuat sekitar 33 juta orang mengungsi dan menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Ilustrasi mobil saat hujan deras. (Foto: pixabay/12019)


Menurut beberapa ilmuwan, banjir dahsyat di Pakistan adalah "seruan untuk menyadarkan" dunia tentang ancaman perubahan iklim. Rasa ketidakadilan sangat terasa di negeri tersebut. Pasalnya, Pakistan menyumbang kurang dari 1% dari gas rumah kaca global yang menghangatkan planet, tetapi geografinya membuatnya sangat rentan terhadap perubahan iklim.

"Secara harfiah, sepertiga Pakistan saat ini berada di bawah air, yang telah melampaui setiap batas, setiap norma yang pernah kita lihat di masa lalu," kata Menteri Iklim Sherry Rehman minggu ini.

Pakistan terletak di bagian dunia yang menanggung beban dari dua sistem cuaca utama. Satu dapat menyebabkan suhu tinggi dan kekeringan, seperti gelombang panas di bulan Maret, dan yang lainnya membawa hujan monsun.

Pemanasan global membuat suhu udara dan laut naik dan menyebabkan lebih banyak penguapan. Udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan, membuat curah hujan monsun lebih intens.

Dilansir nature.com, pada bulan April dan Mei, suhu di Pakistan mencapai di atas 40 °C untuk waktu yang lama di banyak tempat. Bahkan pada suatu hari di bulan Mei, suhu kota Jacobabad mencapai 51 °C.

“Ini bukan gelombang panas biasa – itu yang terburuk di dunia. Tempat terpanas di Bumi tercatat di Pakistan,” kata Malik Amin Aslam, mantan menteri perubahan iklim negara itu, yang berbasis di Islamabad.

Udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan. Ahli meteorologi memperingatkan awal tahun ini bahwa suhu ekstrem mungkin akan menghasilkan tingkat hujan “di atas normal” selama musim hujan di negara itu, dari Juli hingga September.

Melansir BBC.com, dengan curah hujan tersebut, semua negara akan terdampak bukan hanya negara miskin.
Cairkan Lapisan Es

Seorang ilmuwan iklim di COMSATS University Islamabad, mengungkap bahwa selain curah hujan yang tinggi, panas yang hebat juga melelehkan gletser di daerah pegunungan utara, meningkatkan jumlah air yang mengalir ke anak-anak sungai yang akhirnya mengalir ke sungai Indus.

Indus merupakan sungai terbesar di Pakistan, dan mengalir sepanjang negara itu dari utara ke selatan. Tidak ada jumlah persis berapa kelebihan pencairan gletser yang mengalir ke sungai tahun ini. Tetapi para peneliti mengunjungi beberapa daerah gletser dataran tinggi pada bulan Juli dan melihat aliran tinggi dan air berlumpur di Sungai Hunza, yang mengalir ke Indus.

Lumpur sendiri menunjukkan bahwa telah terjadi pencairan yang cepat, karena air yang cepat mengambil sedimen saat bergerak ke hilir. Beberapa danau glasial telah menerobos bendungan es yang biasanya menahan mereka, melepaskan aliran air yang berbahaya.

Gelombang panas juga bertepatan dengan peristiwa luar biasa lainnya yaitu depresi, atau sistem tekanan udara rendah yang intens di Laut Arab yang membawa hujan lebat ke provinsi-provinsi pesisir Pakistan pada awal Juni.
Faktor Lain

Para peneliti dan pejabat publik juga mengatakan bahwa faktor-faktor lain mungkin telah menambah kehancuran, termasuk sistem peringatan dini yang tidak efektif untuk banjir, manajemen bencana yang buruk, ketidakstabilan politik, dan pembangunan kota yang tidak diatur.

Kurangnya infrastruktur drainase dan penyimpanan, serta sejumlah besar orang yang tinggal di zona banjir, juga menjadi faktor yang memperburuk banjir.[nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic