lifestyleRelationship

Mengenal 4 Attachment Style, Cara Beperilaku dan Berinteraksi dalam Hubungan

Penulis Ashila Syifaa
Jul 27, 2024
Ilustrasi pasangan sedang berargumen. (Foto: Unsplash/Vitaly Gariev)
Ilustrasi pasangan sedang berargumen. (Foto: Unsplash/Vitaly Gariev)

ThePhrase.id – Attachment style adalah karakteristik cara berperilaku dan berinteraksi dalam hubungan. Karakteristik attchment style ini telah terbentuk sejak dini, namun bukan berarti karakteristiknya tidak dapat berubah.

Pada umumnya, attachement adalah pola yang muncul dalam ikatan emosional awal anak dengan pengasuh atau orang tua. Attachment style di awal memainkan peran penting dalam perkembangan anak yang dapat mempengaruhi karakteristik berhubungan saat sudah dewasa. 

Konsep ini berawal dari teori attachment yang muncul sepanjang tahun 1960an dan 1970an. Saat ini para psikolog mengenalkan 4 attachment style utama, yaitu secure, anxious, avoidant, dan disorganized.

Dengan mengenal dan mengetahui attachment style diri sendiri dapat membantu dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dalam hubungan romantis bersama pasangan.

1. Secure Attachment Style

Secure attachment style menunjukan bahwa sesorang nyaman dalam  mengekspresikan emosinya secara terbuka. Orang yang memiliki gaya ini dapat mengandalkan pasangan dan sebaliknya membiarkan pasangan bergantung pada mereka.

Hubungan dengan orang yang memiliki gaya ini terasa aman karena berdasarkan kejujuran, toleransi, dan kedekatan emosional. Mereka dengan secure attachment style cenderung memiliki pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan orang lain, sehingga mereka tidak perlu mencari persetujuan atau validasi dari luar.

2. Anxious Attachment Style

Orang dengan anxious attachment style cenderung memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, tetapi memandang orang lain secara positif. Artinya, mereka akan menilai pasangan adalah “the better half” atau separuh yang lebih baik. 

Mereka dengan anxious attachment style memiliki kecemasan yang mendalam. Biasanya mereka memiliki ketakutan untuk ditinggalkan sehingga menjadi kodependen dan bergantung kepada pasangan untuk validasi dan pengaturan emosional. Beberapa karakteristik orang dengan attachment style ini antara lain:

  • Sulit menerima kritik dengan baik
  • Butuh validasi orang lain
  • Mudah cemburu
  • Kurang mandiri
  • Sering tergantung pada orang lain atau pasangan
  • Kurang percaya diri
  • Tidak merasa pantas untuk dicintai
  • Takut ditinggalkan pasangan atau orang terdekat
  • Sulit percaya dengan orang lain

3. Avoidant Attachment Style

Mereka dengan avoidant attachement style cenderung memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri dan pandangan negatif terhadap orang lain. Akibatnya, mereka lebih suka mengembangkan rasa kemandirian dan swasembada yang tinggi, terutama pada tingkat emosional.

Mereka tidak ingin bergantung pada orang lain, tidak ingin orang lain bergantung pada mereka, atau mencari dukungan dan persetujuan dalam ikatan sosial.

Kebanyakan dengan attachment style ini menghindari keintiman atau kedekatan emosional. Sehingga cenderung menyembunyikan perasaan mereka ketika menghadapi situasi yang berpotensi penuh emosi, seperti konflik.

4. Disorganized Attachment Style

Orang dengan gaya ini cenderung berayun antara sifat-sifat anxious attachment dan avoidant attchement tergantung pada suasana hati dan keadaan yang dihadapi. Oleh karena itu, seseorang dengan attachment style ini cenderung menunjukkan perilaku yang membingungkan dan ambigu dalam ikatan sosial mereka.

Orang dengan attachment style ini sering kesulitan mengidentifikasi dan mengatur emosi mereka dan cenderung menghindari keterikatan emosional yang kuat karena ketakutan yang intens untuk terluka. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic