ThePhrase.id - Auckland City mengawali perjalanannya di Piala Dunia Antarklub 2025 dengan dihabisi Bayern Munchen sepuluh gol tanpa balas pada Minggu, 15 Juni 2025 di TQL Stadium. Siapa dan dari mana Auckland City?
Auckland City menjadi satu-satunya tim amatir yang tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, namun kehadiran mereka membawa pesan kuat untuk jutaan pemain sepak bola di dunia. Meski kalah telak 0-10 dari Bayern Munchen, semangat Auckland City patut diapresiasi.
Meski hasilnya tidak mengejutkan banyak pihak, Auckland City tidak lantas kehilangan arah. Satu-satunya klub amatir di Piala Dunia Antarklub 2025 ini menyadari sejak awal datang bukan sebagai penantang juara, melainkan sebagai simbol perjuangan 99,9 persen pesepak bola dunia yang bukan profesional.
Auckland City bukan Auckland FC yang bermain di A-League Australia. Tim Selandia Baru ini mewakili wajah asli sepak bola Oseania yang tak punya liga profesional, namun terus berjuang lewat jalur Liga Champions OFC dan turnamen antarklub FIFA.
Dalam dua dekade terakhir, Auckland City telah menjuarai 13 gelar Liga Champions Oseania dan tampil rutin di Piala Dunia Antarklub. Prestasi terbaik The Navy Blues terjadi pada 2014, saat menempati peringkat ketiga setelah mengalahkan Cruz Azul lewat adu penalti.
Turnamen tahun ini berbeda karena Auckland City dijamin memainkan tiga laga di fase grup, melawan Bayern Munchen, Benfica, dan Boca Juniors. Artinya, The Navy Blues akan terus melawan raksasa dunia meski berstatus amatir.
Kiper Auckland City, Conor Tracey, menyebut laga ini sebagai mimpi yang jadi kenyataan. Ia dan rekan-rekannya menonton undian secara langsung dan tertawa ketika nama Bayern Munchen muncul sebagai lawan pertama. "Adik saya bilang, 'Haha! Harry Kane akan cetak 10 gol ke gawangmu!' dan ternyata benar," ujarnya.
Kehidupan Auckland City jauh dari glamor. Sebagian besar pemain The Navy Blues bekerja penuh waktu di luar lapangan. Tracey bekerja sebagai pengawas gudang farmasi hewan, dan sempat mengambil lembur sebelum berangkat ke Amerika Serikat.
Pelatih dan pemain Auckland City sadar betul bahwa mereka tak bisa bermain menyerang seperti di liga domestik. The Navy Blues mengubah formasi dan pendekatan taktik untuk bertahan dan meminimalkan kerusakan dari lawan-lawan besar seperti Benfica dan Boca Juniors yang akan mereka hadapi berikutnya.
Kekalahan telak dari Bayern Munchen memang menyakitkan, namun Auckland City takkan menyerah. The Navy Blues tetap berjuang mewakili wajah asli sepak bola dunia yang penuh kerja keras dan pengorbanan tanpa kemewahan.
Untuk Auckland City, hasil akhir bukan segalanya. Kehadiran The Navy Blues di panggung dunia ini sudah menjadi kemenangan tersendiri. Seperti yang dikatakan Tracey, "Kami sudah sukses hanya dengan berada di sini." (Rangga)