ThePhrase.id – Batik khas Trenggalek semakin diminati karena memiliki makna dan ciri khasnya tersendiri. Perkembangan batik khas Trenggalek didukung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Trenggalek yang membantu desain batik model cantik gaya Belanda.
Meskipun begitu, desainnya tetap dengan ciri khas Trenggalek yakni motif tumbuhan cengkeh. Memang, sebagaian besar batik khas Trenggalek motifnya menambahkan motif tumbuhan cengkeh pada motif klasik Jawa Timur karena tumbuhan cengkeh merupakan salah satu komoditas terbesar Kabupaten Trenggalek.
Batik ungker padi. (Foto: Batik Tulis)
Tak hanya itu Trenggalek juga memiliki beberapa motif batik yang unik seperti motif ungker padi yang disusun dengan motif padi, cengkeh dan perpaduan motif kupu-kupu yang akan terlihat nyaman dan tenang.
Ada pun motif parang cengkeh yang menggambarkan simbol ketajaman pola pikir sesorang pemimpin untuk mengendalikan lingkungannya. Hal tersebut diambil dari kata parang yang berarti pereng atau tebing namun juga senjata tajam.
Sayangnya batik khas Trenggalek ini sempat mengalami penurunan minat sejak tahun 1980 ketika pengaruh budaya Barat masuk ke Trenggalek. Hal ini menyebabkan banyaknya sentra batik yang harus tutup.
Pada tahun 2010, industri batik di Trenggalek kembali menggeliat dengan adanya sentra batik di Dukuh Jampi, Desa Ngentrong, Kec. Karangan, Kabupaten Trenggalek dengan kurang lebih 35 pengerajin batik dan dua rumah produksi.
Tak hanya berhenti di situ, upaya untuk mengangkat batik khas Trenggalek dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek pada tahun 2016 dengan meluncurkan varian baru batik arumi.
Varian tersebut ditujukan untuk mengembalikan minat masyarakat dalam menggunakan batik dan mendorong kreativitas pengerajin batik agar tetap berkaya dengan ide-ide yang segar sembari melestarikan budaya batik tersebut. [Syifaa]