regionalBatik

Mengenal Batik Sawit, Menggabungkan Warisan Budaya dan Komoditas Unggulan

Penulis Ashila Syifaa
Apr 14, 2025
Batik Sawit. (Foto: warta.jogjakota.go.id)
Batik Sawit. (Foto: warta.jogjakota.go.id)

ThePhrase.id - Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan agar terus eksis dalam kehidupan sehari-hari. Selain keindahan seni, kekayaan sejarah dan filosofi yang perlu dijaga, keberlanjutan proses pembuatan yang lebih ramah lingkungan, yaitu menggunakan malam yang berbasis sawit.

Pada umumnya, malam untuk membatik menggunakan parafin yang menjadi komposisi  utama pada formula malam batik selain resin dan lemak. Malam batik yang berbasis sawit merupakan produk sintetis dan turunan minyak sawit.

Penggunaan malam berbasis sawit sebagai bahan baku pengganti parafin juga merupakan alternatif karena Indonesia masih bergantung kepada impor dalam rangka memenuhi kebutuhan parafin pada berbagai macam industri.

Dalam proses membatik, malam merupakan unsur terpenting sebagai penutup lembaran kain dengan bahan perintang pewarna, sebelum memasuki proses pewarnaan dan pelorotan malam batik. 

Menurut laman BRIN, malam batik sawit telah terbukti dapat digunakan sebagai perintang warna yang baik, karena tapak canting menghasilkan garis klowong yang putih bersih.

Penggunaan malam batik berbahan sawit menunjukkan hasil yang positif. Tidak ditemukan rembesan warna pada kain batik, malamnya tahan terhadap larutan alkali dan asam yang biasa digunakan dalam proses pewarnaan, serta lebih mudah terlepas saat proses pelorotan.

Dalam pernyataan terpisah, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa kehadiran teknologi malam batik sawit menjadi bentuk dukungan BRIN terhadap upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO.

"BRIN mendukung inovasi dalam industri batik yang melibatkan sekitar 55 ribu pengrajin di seluruh Indonesia, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM," ujar Handoko.

Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam sektor sawit, yang saat ini menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional. Pada tahun 2024, produksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) mencapai 52,76 juta ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 440 triliun.

Selain penggunaan sawit sebagai bahan pengganti parafin terdapat juga motif batik sawit yang mengambarkan bentuk tanaman kelapa sawit sebagai komoditas unggulan. Motif-motif ini banyak ditemukan di daerah-daerah penghasil sawit seperti Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. 

Munculnya batik motif kelapa sawit ini adalah salah satu upaya untuk mempromosikan potensi daerah melalui media kain. Tak hanya itu, batik sawit juga menjadi produk ramah lingkungan yang sejalan dengan tren keberlanjutan. 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber daya alam. Dengan menggabungkan keduanya batik sebagai warisan budaya dan kelapa sawit sebagai komoditas unggulan, melahirkan sebuah karya unik bernama batik sawit. [Syifaa]

 

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic