regional

Mengenal Batik Sukapura Asal Tasikmalaya yang Nyaris Punah

Penulis Ashila Syifaa
Aug 12, 2024
Batik Sukapura. (Foto: budaya-indonesia.org)
Batik Sukapura. (Foto: budaya-indonesia.org)

ThePhrase.id – Kabupaten Tasikmalaya yang semula bernama Sukapura dikenal sebagai penghasil batik dengan motif-motif khas lingkungan dan alam. Batik tersebut adalah batik Sukapura dan pertama kali diproduksi di Desa Sukapura.

Warisan budaya khas Tasikmalaya, Jawa Barat yang memiliki sejarahnya sendiri nyaris punah karena sedikitnya regenerasi dari perajin batik Sukapura. 

Batik asal Tasikmalaya ini memang jarang diketahui oleh masyarakat umum, namun memiliki ciri khasnya tersendiri. Batik Sukapura banyak menggunakan merah marun, biru dongker, dan warna dongker. Uniknya lagi, batik ini tak pernah menggunakan warna dasar hijau, kuning, dan merah muda. 

Selain itu, teknik yang digunkan untuk membatik masih mempertahankan tekni tradisional yaitu batik tulis. Maka tak heran jika keaslian dan keindahannya selalu terjaga. Batik yang dibuat secara handmade ini tak pernah berubah dari masa ke masa, artinya perajin batiknya selalu konsisten untuk mempertahankan karakteristiknya.

Selain warna, ciri khas lainnya yang dapat ditemukan pada batik ini antara lain motif lingkungan dan alam. Terdapat lebih dari 60 lebih motif batik tulis Sukapura, namun yang paling dikenal adalah motif talas, sente, rereng, kujang, sukapura, padi hingga mawar dan cendrawasih.

Tak hanya karakteristiknya saja yang menjadikan batik ini unik, sejarahnyapun patut diketahui. Tradisi membatik di Sukapura dimulai pada saat penjajahan Belanda pada tahun 1900an. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri kreatif di Sukapura yang laris di pasar Hindia Belanda mulai dari payung hingga anyaman, termasuk batik. 

Desa Sukapura yang berada di kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan desa pertama kali yang memproduksi batik Sukapura. Pasalnya, pada zaman dahulu, perempuan harus menyiapkan pakaian untuk suami-suaminya, dari sinilah batik Sukapura berkembang.

Meskipun hampir tergerus oleh perkemabangan zaman yang moderen, masih terdapat anak muda yang minat dengan batik ini.

Saat ini, anak muda yang ingin menjadi perajin batik masih sangat terbatas. Pasalnya untuk tetap melestarikan warisan budaya dan menjaga industri batik Sukaoura tetap eksis, perlu regenerasi.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah setempat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai keterampilan membatik kepada generasi muda. Salah satunya adalah memberikan pelatihan membatik kepada siswa SMK yang berada di wilayah kecamatan Sukaraja.

Tak hanya dari pihak pemerintah saja, para perajin dan pengusaha batik Sukapura pun tak berhenti mempertahankan batik Sukapura agar tetap eksis. Meski ditengah gempuran batik cap, para perajin dan pengusaha batik ini masih tetap mempertahankan keasilannya dan keunikannya melalui teknik batik tulis. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic