ThePhrase.id - Batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang menyimpan beragam motif dengan makna yang mendalam. Salah satunya dalah Batik Wirasat yang sarat akan makna. Batik ini tak hanya sekadar hiasan tetapi sebuah warisan budaya yang mengandung pesan, nasihat, dan doa yang diturunkan secara turun-temurun.
Batik Wirasat bukan hanya menjadi saksi perjalanan sejarah masyarakat Jawa, tetapi juga representasi nilai kebijaksanaan dan kearifan lokal yang harus terus dijaga. Melalui setiap motifnya, batik ini mengajarkan pentingnya melestarikan tradisi demi mempertahankan identitas dan jati diri bangsa.
Batik ini merupakan salah satu motif batik tradisional Khas Jawa, yang memiliki arti warisan. Tak hanya berarti warisan, kata wirasat sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebijaksanaan. Sehingga Batik Wirasat memiliki makna bahwa seni yang dituangkan pada kain tersebut merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan secara berkelanjutan hingga generasi-generasi berikutnya. Batik ini juga dapat diartikan sebagai batik yang menggunakan corak dan warna yang telah ada sejak zaman dahulu.
Batik Wirasat punya akar sejarah yang kuat di lingkungan keraton dan bangsawan Jawa sejak masa pemerintahan Pakubuwono VI pada abad ke-19. Pada masa dulu, batik ini dipakai oleh kalangan kerajaan sebagai penanda status sosial dan simbol doa serta harapan untuk kebijaksanaan hidup. Motifnya terinspirasi dari alam, mitos, dan simbol religius yang tersebar di masyarakat, seperti burung garuda, bunga teratai, hingga naga, yang masing-masing membawa arti berbeda seperti keberanian, kemurnian, dan kekuatan batin.
Dalam adat Jawa, Batik Wirasat biasa dikenakan pada momen sakral seperti pernikahan. Motif batik Wirasat yang juga biasa disebut Sido Wirasat merupakan motif yang secara khusus dianjurkan digunakan oleh pengantin yang akan melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa. Motif ini memiliki makna nasehat yang selalu diberikan oleh orang tua sebagai tuntunan bagi kedua mempelai dalam memasuki bahtera rumah tangga. Melalui motif ini, harapan dan doa orang tua disampaikan agar pasangan pengantin menjalani kehidupan pernikahan dengan penuh kebijaksanaan, keharmonisan, dan keberkahan.
Sejarah Batik Wirasat berkaitan erat dengan kehidupan di keraton dan kaum bangsawan Jawa, di mana batik digunakan bukan hanya sebagai pakaian biasa, tapi juga benda sakral dengan makna religius dan sosial. Teknik pembuatannya memerlukan keahlian tinggi dan proses panjang, dimulai dari pemberian lilin dengan canting sampai pewarnaan dengan bahan alami agar warna dan motif tetap awet dan bermakna.
Seiring waktu, Batik Wirasat kini semakin dikenal luas dan tidak lagi terbatas hanya untuk keluarga kerajaan. Batik ini juga mengalami perkembangan motif dan warna agar relevan dengan tren masa kini tanpa menghilangkan esensi nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Upaya pelestarian Batik Wirasat terus didorong oleh komunitas pengrajin, pemerhati budaya, dan pemerintah lewat pelatihan serta promosi yang mengedukasi masyarakat akan pentingnya batik sebagai warisan tak benda Indonesia. [Syifaa]