lifestyleHealth

Mengenal Bed Rotting, Tren Self Care di Kalangan Gen Z

Penulis Ashila Syifaa
Aug 06, 2023
Ilustrasi bermalas-malasan di kasur. (Foto: Unsplash/satyam)
Ilustrasi bermalas-malasan di kasur. (Foto: Unsplash/satyam)

ThePhrase.id - Istilah bed rotting muncul dari TikTok yang merupakan tren di kalangan gen Z untuk menjelaskan kegiatan menghabiskan waktu seharian bermalas-malasan di tempat tidur. Kegiatan yang selama ini membuat banyak individu merasa bersalah ketika melakukannya, kini memiliki istilah dan menjadi tren self care atau perawatan diri. 

Istilah bed rotting populer di kalangan gen Z yang merasa lelah atau burn out dari pekerjaan, sekolah, tuntutan keluarga ataupun kegiatan sosial. Munculnya istilah tersebut karena kesadaraan generasi muda atas pentingnya perawatan diri untuk kesehatan mental masing-masing.

Meskipun berkonotasi negatif, bed rotting justru melakukan yang sebaliknya. Bermalas-malasan di kasur untuk menonton, menelusuri media sosial bahkan untuk makan menjadi hal positif untuk self care. Padahal pada awalnya, kegiatan tidak produktif tersebut disebut buruk yang menimbulkan rasa bersalah dan menyesal. 

Manfaat Bed Rotting

Mengenal Bed Rotting  Tren Self Care di Kalangan Gen Z
Ilustrasi bermalas-malasan di kasur. (Foto: Unsplash/Kinga Howard)

Melansir Health.com, menurut psikolog bed rotting memiliki manfaat kecil terhadap tubuh. Aktivitas tersebut dapat membantu menenangkan tubuh, meringankan stres, dan menghilangkan rasa lelah. Terutama bagi orang yang bekerja dalam tekanan, tuntutan, dan pekerjaan yang overtime.

Tentunya, bermalas-malasan di kasur bukanlah hal baru namun semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk bersantai dan rehat tanpa ada rasa bersalah. Kesadaran tersebut disebabkan oleh keadaan sosial saat ini yang menuntut semua orang untuk produktif dengan adanya hustle culture.

Aktivitas dapat bermanfaat dengan memberikan waktu untuk diri sendiri rehat, mengembalikan mood dan fokus serta memperbaiki tidur. 

"Sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan untuk menghormati waktu agar dapat kembali ke jadwal sibuk normal dengan kejernihan dan energi setelah istirahat yang tepat dengan menghabiskan waktu ekstra di tempat tidur." Jelas Cassandra Boduch, MD, psikiater dari psychplus.com.

Namun, apakah sebenarnya bed rotting sehat jika dilakukan dalam jangka yang panjang?

Durasi Bed Rotting Perlu diperhatikan

Ryan Sultan, MD, asisten profesor psikiatri klinis di New York State Psychiatric Institute menjelaskan bahwa bed rotting bermanfaat hanya untuk jangka yang sangat pendek. Hal tersebut dapat menjadi mengkhawatirkan jika berlangsung lebih dari satu atau dua hari.

Menurutnya, jika bed rotting menjadi sebuah kebiasaan bisa menjadi salah satu tanda depresi atau penyakit mental lainnya. Penting untuk diingat saat melakukan kegiatan tersebut agar tidak menjadi kebiasaan.

Bermalas-malasan di kasur terlalu lama juga dapat menambahkan stres karena menunda pekerjaan dan tidak menyelesaikan pekerjaan. 

Karena memang konsep bed rotting ini hanya untuk memberikan istilah pada kegiatan malas-malasan untuk istirahat yang cukup. Beberapa ahli tidak menyarankan untuk melakukan itu secara terus menerus, terutama jika dilakukan dengan tenggelam pada ponsel genggam hingga lupa waktu. 

Berikut beberapa saran agar bed rot dapat dilakukan secara sehat dan aman:

  1. Gunakan waktu bed rot dengan membaca, journaling, atau meditasi.
  2. Beri waktu dengan menyalakan alarm atau timer supaya tidak lupa waktu dan tetap dapat beraktivitas lainnya yang lebih bermanfaat seperti berolahraga yang juga penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
  3. Perlu diingat bahwa kegiatan ini hanya alternatif jangka pendek, karena jika menjadi kebiasaan dapat menyebabkan depresi. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic