lifestyle

Mengenal Boreout, Musuh Produktivitas yang Sering Disangka Burnout

Penulis Nadira Sekar
Sep 27, 2025
Foto: Ilustrasi Boreout (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Boreout (freepik.com)

ThePhrase.id - Dalam dunia kerja modern, istilah burnout sudah tidak asing lagi. Namun, ada satu kondisi lain yang kerap luput dari perhatian, yakni boreout. Meski terdengar mirip, keduanya memiliki akar masalah yang berbeda.

Apa Itu Boreout?

Boreout adalah kondisi psikologis yang muncul akibat rasa bosan berkepanjangan, minimnya tantangan, dan rendahnya keterlibatan dalam pekerjaan. Jika burnout dipicu oleh tekanan kerja yang berlebihan, boreout justru timbul ketika pekerjaan terasa monoton, tidak bermakna, atau tidak sesuai dengan potensi diri.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada 2007 lewat buku Diagnose Boreout karya konsultan bisnis asal Swiss, Peter Werder dan Philippe Rothlin.

Gejala dan Penyebab Boreout

Mengutip forbes.com, gejala boreout bisa menyerupai burnout, termasuk kelelahan, rasa jenuh, hingga menurunnya efektivitas kerja. Namun, ada beberapa gejala lain yang bisa muncul saat mengalami boreout, termasuk kehilangan minat, rasa hampa, apatis, insomnia, sakit kepala, hingga gangguan pencernaan. 

Karishma Patel Buford, Chief People Officer di Spring Health, menyebut boreout sebagai “antitesis dari burnout.” Menurutnya, kondisi ini bisa dipicu oleh terlalu lama berada di posisi yang sama tanpa peluang pengembangan, kurangnya interaksi sosial yang bermakna, hingga lingkungan kerja yang tidak mendukung pertumbuhan karyawan.

Dampak Boreout pada Karyawan dan Perusahaan

Dampak boreout tidak bisa dianggap remeh. Menurut kumparan.com, kondisi ini dapat memicu stres, kecemasan, depresi, insomnia, hingga sakit kepala. Studi literatur Abubakar et al. (2021) bahkan menyebut boreout bisa menimbulkan demotivasi, harga diri rendah, krisis identitas sosial, menurunnya kreativitas, hingga konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selain itu, sebuah riset terhadap lebih dari 11 ribu karyawan di Finlandia menemukan bahwa boreout berkaitan dengan meningkatnya angka turnover, kecenderungan pensiun dini, rendahnya penilaian diri, serta gejala stres yang berimbas pada kesehatan mental. Akibatnya, perusahaan bisa merugi karena produktivitas menurun dan siklus kerja terganggu oleh tingginya niat karyawan untuk mengundurkan diri.

Cara Mengatasi Boreout

Mengatasi boreout membutuhkan peran aktif baik dari individu maupun organisasi. Bagi perusahaan, khususnya praktisi Human Resources (HR), strategi Talent Management menjadi kunci. Hal ini meliputi proses onboarding yang efektif, pengembangan karyawan melalui program pelatihan, serta membangun talent pool untuk menyiapkan jalur karier yang jelas.

Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menantang juga penting agar karyawan memiliki ruang untuk mengeksplorasi kemampuan baru. Dari sisi individu, langkah yang dapat dilakukan adalah membangun pola pikir positif dengan melakukan refleksi, sehingga dapat menemukan kembali makna dan tujuan dalam bekerja.

Apakah pekerjaanmu saat ini terasa menantang dan bermakna, atau justru mulai kehilangan arah? Mengenali boreout bisa jadi langkah penting untuk kembali menemukan semangat kerja. [nadira]

Artikel Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic