regionalBatik

Mengenal Canting, Alat Tradisional yang Jadi Kunci Keindahan Batik

Penulis Ashila Syifaa
Nov 24, 2025
Ilustrasi canting. (Foto: Wikimedia Commons/HarfiBimantara)
Ilustrasi canting. (Foto: Wikimedia Commons/HarfiBimantara)

ThePhrase.id - Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang diakui secara internasional oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Batik dibuat dengan keahlian tinggi oleh para pembatik menggunakan alat khusus bernama canting untuk menghasilkan coretan-coretan indah yang menjadi ciri khas setiap karya batik.

Proses pembuatan batik melibatkan teknik menuliskan atau menggambar motif dengan malam (lilin) cair menggunakan canting, sehingga setiap kain batik memiliki nilai seni dan filosofi yang mendalam serta keunikan tersendiri dalam setiap motifnya.

Canting merupakan alat tradisional yang terbuat dari tembaga dan bambu untuk menuliskan pola dengan cairan malam. Alat ini memiliki bentuk yang serupa dengan pipa dan berfungsi sebagai pengukir motif batik; strukturnya sendiri terdiri dari gagang, nyamplung, dan cucuk. Ketiga struktur tersebut memiliki fungsinya masing-masing sebagai berikut:

  • Gagang merupakan bagian pegangan yang berbahan bambu atau kayu bagi pengrajin batik untuk mengukir motif batik di atas kain.
  • Nyamplung merupakan wadah yang terbuat dari tembaga di bagian ujung gagang. Fungsinya untuk menampung lilin yang akan menutupi bagian kain agar tidak terkena pewarna.
  • Cucuk adalah bagian lubang yang menonjol ke luar di bagian nyamplung untuk mengeluarkan lilin, berfungsi sebagai mata pena pada alat tulis. 

Selain struktur canting yang memiliki fungsi masing-masing, terdapat berbagai macam bentuk canting yang digunakan dalam proses membatik.

Berdasarkan desain dan jumlah cucuk, canting memiliki tujuh macam jenis yang digunakan untuk menghasilkan kerajinan batik dengan ciri khas masing-masing. Beberapa jenis canting tersebut antara lain:

1. Canting Rengrengan

Digunakan untuk membuat garis dasar pada motif batik. Cucuknya (corong) lebih besar sehingga malam (lilin cair) yang keluar lebih banyak. Biasanya dipakai di tahap awal.

2. Canting Isen

Dipakai untuk mengisi motif dengan detail kecil seperti titik, garis halus, atau ornamen tambahan. Cucuknya lebih kecil dibanding rengrengan.

3. Canting Cecek (Canting Cacah)

Khusus untuk membuat titik-titik kecil berulang. Sangat penting dalam batik tradisional yang kaya detail.

4. Canting Tembok

Digunakan untuk menutup bagian kain yang luas agar tidak terkena pewarna. Cucuknya besar sehingga malam bisa menutupi area lebih cepat.

5. Canting Carik (Canting Loron)

Dipakai untuk membuat garis lurus panjang. Bentuk cucuknya memudahkan aliran malam agar stabil.

6. Canting Gede

Berfungsi menutup bidang kain yang cukup besar, mirip dengan canting tembok tetapi lebih lebar.

7. Canting Telon

Memiliki tiga cucuk sekaligus, sehingga bisa menghasilkan tiga garis atau titik dalam sekali gores. Cocok untuk motif berulang. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic