
ThePhrase.id - Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang diakui secara internasional oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Batik dibuat dengan keahlian tinggi oleh para pembatik menggunakan alat khusus bernama canting untuk menghasilkan coretan-coretan indah yang menjadi ciri khas setiap karya batik.
Proses pembuatan batik melibatkan teknik menuliskan atau menggambar motif dengan malam (lilin) cair menggunakan canting, sehingga setiap kain batik memiliki nilai seni dan filosofi yang mendalam serta keunikan tersendiri dalam setiap motifnya.
Canting merupakan alat tradisional yang terbuat dari tembaga dan bambu untuk menuliskan pola dengan cairan malam. Alat ini memiliki bentuk yang serupa dengan pipa dan berfungsi sebagai pengukir motif batik; strukturnya sendiri terdiri dari gagang, nyamplung, dan cucuk. Ketiga struktur tersebut memiliki fungsinya masing-masing sebagai berikut:
Selain struktur canting yang memiliki fungsi masing-masing, terdapat berbagai macam bentuk canting yang digunakan dalam proses membatik.
Berdasarkan desain dan jumlah cucuk, canting memiliki tujuh macam jenis yang digunakan untuk menghasilkan kerajinan batik dengan ciri khas masing-masing. Beberapa jenis canting tersebut antara lain:
Digunakan untuk membuat garis dasar pada motif batik. Cucuknya (corong) lebih besar sehingga malam (lilin cair) yang keluar lebih banyak. Biasanya dipakai di tahap awal.
Dipakai untuk mengisi motif dengan detail kecil seperti titik, garis halus, atau ornamen tambahan. Cucuknya lebih kecil dibanding rengrengan.
3. Canting Cecek (Canting Cacah)
Khusus untuk membuat titik-titik kecil berulang. Sangat penting dalam batik tradisional yang kaya detail.
Digunakan untuk menutup bagian kain yang luas agar tidak terkena pewarna. Cucuknya besar sehingga malam bisa menutupi area lebih cepat.
Dipakai untuk membuat garis lurus panjang. Bentuk cucuknya memudahkan aliran malam agar stabil.
Berfungsi menutup bidang kain yang cukup besar, mirip dengan canting tembok tetapi lebih lebar.
Memiliki tiga cucuk sekaligus, sehingga bisa menghasilkan tiga garis atau titik dalam sekali gores. Cocok untuk motif berulang. [Syifaa]