regional

Mengenal Cheng Beng, Tradisi Tionghoa untuk Menghormati Leluhur

Penulis Ashila Syifaa
Apr 07, 2025
Foto: wonderful.pangkalpinangkota.go.id
Foto: wonderful.pangkalpinangkota.go.id

ThePhrase.id - Cheng Beng, atau dikenal juga sebagai Qingming Festival, adalah salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa yang dilakukan setiap tanggal 4 atau 5 April. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Melalui Cheng Beng, keluarga berkumpul untuk membersihkan makam dan memberikan persembahan sebagai wujud bakti dan rasa terima kasih.

Asal Usul Cheng Beng

Tradisi Cheng Beng berasal dari Tiongkok dan telah berlangsung sejak lebih dari 2.500 tahun lalu. Nama "Qingming" sendiri berarti "jernih dan terang", yang melambangkan musim semi serta momen yang tepat untuk berziarah dan mengenang orang-orang terkasih yang telah tiada. Festival ini juga berkaitan dengan nilai-nilai Konfusianisme yang menekankan pentingnya menghormati leluhur dan menjaga silaturahmi keluarga.

Salah satu legenda yang terkait dengan asal usul Cheng Beng adalah kisah kesetiaan Jie Zitui, seorang pejabat negara Jin pada masa Dinasti Zhou. Jie Zitui dikenal karena kesetiaannya kepada Pangeran Chong'er. Setelah mengalami pengasingan, Jie memilih hidup menyendiri di hutan bersama ibunya. Pangeran Chong'er, yang kemudian menjadi Adipati Wen dari Jin, mencari Jie untuk memberinya penghargaan, namun Jie menolak dan tetap bersembunyi di hutan. Untuk menemukannya, hutan tersebut dibakar, namun Jie dan ibunya ditemukan tewas. Sebagai penghormatan, Adipati Wen menetapkan hari tanpa api, yang kemudian berkembang menjadi tradisi Cheng Beng.

Selama Cheng Beng, keluarga Tionghoa akan mengunjungi makam leluhur untuk membersihkannya dari rumput liar dan kotoran. Setelah itu, mereka melakukan sembahyang dan memberikan persembahan berupa makanan, buah-buahan, teh, arak, serta dupa. Beberapa keluarga juga membakar replika barang-barang kebutuhan seperti rumah, mobil, atau pakaian dari kertas sebagai simbol agar roh leluhur mendapatkan kenyamanan di alam baka.

Selain itu, tradisi ini juga menjadi momen berkumpul bagi anggota keluarga. Tidak jarang, keluarga besar datang dari berbagai kota bahkan negara untuk bersama-sama melakukan ziarah dan mempererat hubungan kekeluargaan.

Secara tradisional, waktu untuk melakukan ziarah kubur Cheng Beng adalah antara 10 hari sebelum hingga 10 hari setelah tanggal 5 April, yaitu antara 26 Maret hingga 15 April. Namun, karena kesibukan masing-masing, puncak perayaan Cheng Beng biasanya jatuh pada hari Minggu terdekat sebelum tanggal 5 April.

Makna Cheng Beng

Lebih dari sekadar ritual, Cheng Beng memiliki makna mendalam tentang penghargaan terhadap sejarah keluarga dan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan. Tradisi ini mengajarkan bahwa menghormati leluhur bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai pengingat untuk meneruskan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, Cheng Beng menjadi pengingat bahwa keluarga adalah fondasi yang tidak boleh dilupakan. Nilai-nilai hormat, bakti, dan kebersamaan tetap relevan dan penting dijaga lintas generasi. [Syifaa]

 

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic