regionalBatik

Mengenal Ciri Khas Batik Pesisir Hasil Akulturasi dengan Budaya Asing

Penulis Ashila Syifaa
Feb 24, 2025
Batik Pesisir Merak Ngibing asal Garut. (Foto: Museum Batik Indonesia)
Batik Pesisir Merak Ngibing asal Garut. (Foto: Museum Batik Indonesia)

ThePhrase.id – Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia tertua yang hingga kini masih dilestarikan. Batik di Indonesia memiliki dua jenis yaitu Batik Keraton atau Batik Klasik dan Batik Pesisir.

Batik Pesisir merupakan batik yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng keraton lebih tepatnya daerah pesisir. Biasanya batik pesisir memiliki motif dan warna yang beragam karena merupakan percampuran dari berbagai budaya lokal dan asing.

Pada zaman dahulu, daerah-daerah pesisir merupakan kepulauan terdepan yang melakukan kontak dengan bangsa asing, seperti Belanda, Arab, Tionghoa, dan India, sehingga batik pesisir merupakan bentuk akulturasi dengan budaya luar yang tertuang dalam kesenian membatik.

Berbeda dari Batik Keraton yang mewah dan memiliki banyak aturan, batik pesisir merupakan batik yang lebih luas dan tidak terikat dengan peraturan sehingga dapat digunakan oleh siapa pun dan untuk kegiatan sehari-hari. Batik pesisir juga tak memiliki pangkat dan motifnya tidak menggambarkan tingkatan sosial seperti motif batik keraton.

Selain itu, warna yang digunakan pada batik pesisir banyak menggunakan warna merah dan biru dibandingkan dengan warna cokelat yang cenderung khas dengan batik Yogyakarta atau Solo. Pada umumnya, motif batik pesisir menggambarkan kekayaan alam, seperti flora dan fauna, yang terinspirasi dari lingkungan sekitar.

Namun, karena pengaruh masuknya Islam ke Indonesia, motif pada batik pesisir cenderung tidak naturalis. Hal tersebut karena dalam aturan agama Islam tidak boleh menggambar makhluk hidup secara realisis dan naturalis. Tak hanya itu, motif-motif pada batik ini juga memiliki pola yang berulang dan geometris yang terinspirasi dari campuran berbagai budaya.

Seperti namanya, batik pesisir adalah batik yang berkembang di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Daerah penghasil batik pesisir antara lain Cirebon, Indramayu, Garut, Pekalongan, Lasem, Madura dan Jambi,

Batik Cirebon

Dahulu Cirebon merupakan pelabuhan besar dan jalur perdagangan India, Arab, Tiongkok, dan Eropa. Salah satu budaya Tionghoa yang memperngaruhi batik Cirebon adalah motif Mega Mendung yang kini menjadi batik yang paling populer. Batik tersebut menggambarkan awan pembawa hujan yang melambangkan kesuburan dan kehidupan.

Batik Indramayu

Batik Indramayu memiliki motif khas antara lain Kapal Kandas, Sawat Riweh, Iwak Entong, dan Si Juring. Indramayu juga memiliki teknik Complongan yaitu latar titik pada motif dengan cara menusukkan jarum pada proses membatik.

Batik Garut

Batik Garut dikenal dengan motif dan warna kuning cerah, salah satu motif batik yang populer dari Garut adalah Merak Ngibing yang menggambarkan keindahan ekor merak sebagai ragam hiasannya.

Batik Pekalongan

Pekalongan merupakan sentra batik kreatif dan inovatif yang disebut sebagai Kota Batik. Ciri khas motif Batik Pekalongan antara lain Jlamprang yang diabadikan sebagai nama jalan di Pekalongan. Batik tersebut memiliki keunikan yaitu menggunakan warna yang beragam dan cenderung memiliki warna terang dan ceria.

Batik Lasem

Lasem, sebuah kecamatan di Rembang, memiliki motif batik khas antara lain motif Latohan,  Gunung Ringgit, Kricakan, dan Tiga Negeri yang melegenda. Lasem juga banyak dipengaruhi budaya Tionghoa, nampak pada motif Burung Hong, Kilin, Naga, dan lainnya yang didominasi warna merah.

Batik Madura

Madura, pulau di Utara Jawa Timur, memiliki batik yang khas dengan warna cerah dan mencolok seperti  merah, hijau, kuning, dan jingga. Madura juga terkenal dengan teknik pewarnaan batik dengan merendam kain di dalam gentong tanah liat atau disebut batik Gentongan. 

Batik Jambi

Batik Jambi banyak mendapatkan pengaruh budaya akibat hubungan perdagangan dari wilayah lain seperti Indramayu, Cirebon, Lasem, Tuban, dan Madura. Motif batik khas Jambi antara lain Durian Pecah, Angso Duo, Kacapiring, Batanghari, Tampuk Manggis, Kapal Sanggat, dan lainnya. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic