
ThePhrase.id – Sekolah Garuda resmi diperkenalkan kepada publik sebagai salah satu program yang hadir untuk menumbuhkan karakter, memperkuat literasi, dan meningkatkan daya saing pelajar Indonesia di masa depan. Di balik program ini, ada hasil karya anak bangsa yaitu logo Sekolah Garuda yang diciptakan oleh Diyan Rizqianto.
Diyan adalah seorang santri asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pria yang tinggal di Desa Grogol ini merancang desain tersebut dengan penuh ketekunan, terus bereksperimen dengan warna, bentuk, dan tampilan hingga akhirnya menyempurnakannya menjadi logo berbentuk pita yang menjulang, menyerupai garuda yang tengah mengepakkan sayap.
Begitulah keseharian Diyan Rizqianto, pria kelahiran 22 Oktober 1996 yang tidak menyangka desain logonya akan digunakan di puluhan Sekolah Garuda di Indonesia. Melansir ANTARA, Diyan mengisahkan perjalanannya menuju dunia desain bermula dari masa pengabdiannya sebagai alumni Pondok Modern Darussalam Gontor pada 2016 silam.
Kala itu, ia ditempatkan di Koperasi Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 9 Lampung (kini Kampus 7) yang baru berdiri dan masih sepi kegiatan. Di koperasi tersebut, ia ditugaskan untuk mengurus administrasi dan laporan keuangan.
Namun rasa ingin tahunya membawa arah baru, yaitu desain grafis. Melalui komputer yang biasa digunakan untuk keperluan pembukuan, Diyan mulai mengutak-atiknya dan mencoba memasang perangkat lunak desain seperti CorelDraw dan Photoshop.

Dari hasil coba-coba dan menonton berbagai video tutorial di YouTube, ia mulai membuat desain sederhana seperti tulisan, kaos, dan spanduk kecil. Tanpa arahan dari guru maupun pelatih profesional, Diyan berhasil membuktikan bahwa ia bisa menciptakan suatu karya.
Bakat seni dalam diri Diyan sebenarnya telah lama tersimpan. Sejak masih menjadi santri, Diyan kerap menghias asrama dengan tulisan tangan dan dekorasi kecil. Kebiasaan itu menumbuhkan rasa senang terhadap keindahan visual, yang kelak berkembang menjadi keahlian desain grafis.
Setelah masa pengabdian berakhir, Diyan melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri jurusan Ekonomi Syariah. Namun, minatnya pada bidang desain terus ia kembangkan melalui berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan kampus.
Desain logo dipilih Diyan sebagai fokus karena bidang inilah yang bisa dijalankan di tengah keterbatasan alat yang ia hadapi.
Untuk mengerjakan sebuah logo, Diyan biasanya memulai dengan menggambar konsep di kertas, kemudian menelusuri ulang di komputer. Dari kebiasaan kecil itu, ia belajar tentang pentingnya kesabaran dan konsistensi.

Ketertarikan Diyan terhadap desain logo semakin mendalam setelah ia mengenal dan mempelajari mengenai teori dan filosofi di balik desain logo. Ia menyebut bahwa buku-buku karya karya Surianto Rustan menjadi salah satu bahan belajar yang memperluas pemahamannya.
Ia mulai mengerti bahwa desain bukan hanya sekadar gambar, tapi juga dapat menjadi simbol yang mewakili warna, nilai, hingga arah dari sebuah identitas. Dari sinilah Diyan mulai memberanikan diri untuk mengikuti berbagai lomba desain.
Melalui Instagram miliknya, Diyan kerap membagikan berbagai desain yang pernah ia hasilkan. Diyan juga telah mengikuti puluhan kompetisi desain dalam beberapa tahun terakhir untuk mengasah bakatnya.
Meski mengalami beberapa kegagalan, Diyan menjadikan hal ini sebagai pelajaran baru untuknya agar makin memahami bahasa bentuk, keseimbangan warna, dan kekuatan ide.
Salah satu pencapaian yang pernah Diyan dapatkan adalah sebagai juara dua dalam lomba desain logo dan nama aplikasi yang digelar oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Selanjutnya, ia mengikuti sayembara desain logo Sekolah Garuda. Logo Sekolah Garuda dirancang Diyan dengan berpijak pada gagasan tentang perjalanan panjang anak bangsa dalam meraih cita-cita.
Ia membayangkan bentuk pita yang menjulang tinggi sebagai lambang usaha dan ketekunan, kemudian mengolahnya menjadi figur garuda, yang melambangkan kebanggaan, semangat juang, dan daya jangkau yang tinggi.
Ternyata, desain yang ia kerjakan selama empat hari penuh tersebut berhasil terpilih sebagai juara pertama dan kemudian resmi digunakan secara nasional sebagai logo dari Sekolah Garuda.
Kemenangan itu mengubah banyak hal dalam hidupnya. Dari seorang santri pemalu yang belajar desain secara otodidak, ia menjelma menjadi sosok yang percaya bahwa kerja keras dan ketekunan mampu membuka jalan di mana pun seseorang memulainya.
Kini, Diyan juga bekerja di bagian layanan kemasan di bawah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri. Di tempat ini, ia membantu pelaku UMKM mempercantik tampilan produk mereka agar lebih kompetitif. Hingga kini, Diyan telah membantu lebih dari 80 produk UMKM melalui sentuhan desainnya.
Perjalanan Diyan menggambarkan pertemuan antara ketekunan dan kesempatan. Dari koperasi santri di suatu desa di Lampung, ia meniti jalan panjang hingga karyanya dikenal secara nasional.
Namun Diyan tidak pernah melupakan akar identitasnya sebagai santri. Nilai-nilai kesederhanaan, disiplin, dan keikhlasan yang ia pelajari di pondok pesantren menjadi fondasi yang menuntunnya menghadapi dunia kerja dan persaingan profesional. [fa]