ThePhrase.id - Belakangan ini, prosedur egg freezing atau pembekuan sel telur ramai dibicarakan di media sosial. Perbincangan ini mencuat setelah aktris Luna Maya diketahui menjalani prosedur tersebut di usia muda, sebelum ia akhirnya menikah dengan Maxime Bouttier.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan egg freezing?
Melansir alodokter.com, egg freezing merupakan prosedur medis untuk mengambil sel telur dari ovarium, lalu membekukannya di laboratorium agar dapat disimpan dalam jangka panjang. Nantinya, sel telur yang telah dibekukan bisa dicairkan kembali, dibuahi oleh sperma, dan ditanamkan kembali ke rahim untuk memungkinkan kehamilan.
Pembekuan sel telur dilakukan sebagai solusi bagi perempuan yang ingin menjaga kualitas sel telurnya. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel telur secara alami akan menurun. Padahal, sel telur berkualitas tinggi sangat penting untuk kehamilan yang sehat. Dengan egg freezing, sel telur dapat disimpan saat masih dalam kondisi terbaik untuk digunakan ketika waktu dirasa tepat.
Menurut rspondokindah.co.id, usia ideal untuk melakukan egg freezing adalah antara 20 hingga 35 tahun, karena pada rentang usia ini kualitas dan kuantitas sel telur berada di titik optimal. Bahkan, membekukan 10–20 sel telur sebelum usia 35 dikatakan dapat meningkatkan peluang hamil hingga 70 persen.
Meski begitu, prosedur ini masih memungkinkan dilakukan hingga usia 37 tahun atau lebih, tergantung kondisi kesehatan masing-masing. Pasalnya, usia biologis ovarium tidak selalu sama dengan usia seseorang secara keseluruhan, sehingga pemeriksaan medis tetap menjadi penentu utama.
Mereka yang berencana menjalani egg freezing perlu mengetahui bahwa prosesnya tidak instan. Prosedur ini dapat memakan waktu beberapa minggu hingga bulan karena terdiri dari beberapa tahapan penting.
Proses egg freezing dimulai dengan stimulasi ovarium untuk merangsang produksi sel telur dalam jumlah lebih banyak dari biasanya. Setelah itu, sel telur diambil melalui prosedur medis, kemudian dibekukan dengan teknik khusus.
Sel telur yang dibekukan dapat disimpan selama bertahun-tahun dan hanya dapat digunakan oleh pemiliknya bersama pasangan sah, sesuai peraturan di Indonesia (UU pasal 127 No. 36 Tahun 2009).
Secara umum, egg freezing adalah prosedur yang tergolong aman dengan risiko yang minim. Risiko yang paling umum adalah sindrom hiperstimulasi ovarium, yaitu kondisi yang dapat terjadi selama proses stimulasi. Selain itu, ada pula kemungkinan kerusakan sel telur selama proses pembekuan, meski risikonya sangat kecil.
Jika kamu mempertimbangkan untuk menjaga kemungkinan memiliki anak di masa depan, melakukan proses egg freezing seperti yang dilakukan oleh Luna Maya bisa menjadi salah satu opsi yang layak dipertimbangkan. Meski menjanjikan, penting untuk diingat bahwa prosedur ini bukan jaminan keberhasilan kehamilan 100 persen. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum menjalaninya. [nadira]