lifestyleHealth

Mengenal Empty Nest Syndrome, Kesedihan Orang Tua Saat Anak Tinggal Terpisah

Penulis Nadira Sekar
Jan 12, 2025
Foto: Ilustrasi Anak dan Orang Tua (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Anak dan Orang Tua (freepik.com)

ThePhrase.id - Saat anak-anak tumbuh dewasa dan mulai mengejar impian mereka, orang tua seringkali merasakan perasaan kesedihan atau kehilangan. Fenomena ini dikenal dengan sebutan empty nest syndrome.

Lantas apa itu empty nest syndrome?

Empty nest syndrome merujuk pada perasaan kesepian, kecemasan, dan bahkan depresi yang dialami orang tua ketika anak-anak mereka meninggalkan rumah. Meskipun sering kali lebih dirasakan oleh ibu, ayah pun tidak jarang mengalaminya. Perasaan kehilangan ini bisa sangat mendalam, terutama bagi orang tua yang merasa peran mereka dalam kehidupan anak-anaknya berkurang seiring dengan jarak yang tercipta.

Penyebab Empty Nest Syndrome

Beberapa faktor dapat memicu terjadinya empty nest syndrome. Salah satunya adalah ikatan emosional yang sangat kuat antara orang tua dan anak. Ketika anak-anak pergi, orang tua sering merasa kehilangan "tujuan" utama dalam hidup mereka. Sebelumnya, mereka merasa sangat dibutuhkan, dan saat anak-anak tidak lagi ada di rumah, mereka bisa merasa terabaikan.

Selain itu, rasa khawatir mengenai masa depan anak-anak juga menjadi faktor yang dapat memicu empty nest syndrome. Banyak orang tua cemas tentang bagaimana anak-anak mereka akan menghadapi tantangan hidup tanpa dukungan langsung dari mereka.

Gejala Empty Nest Syndrome

Melansir klikdokter.com, gejala empty nest syndrome bisa bervariasi pada setiap orang tua. Beberapa gejala yang umum muncul antara lain:

  • Kesedihan mendalam: Perasaan sedih yang berkepanjangan yang memengaruhi motivasi dan produktivitas sehari-hari.
  • Kesepian: Merasa terisolasi dan kehilangan koneksi emosional dengan anak-anak.
  • Kecemasan: Kekhawatiran berlebih mengenai kebahagiaan dan masa depan anak-anak yang jauh dari orang tua.
  • Perasaan kehilangan arah: Merasa tidak memiliki tujuan hidup yang jelas dan kesulitan menikmati peran sebagai orang tua.
  • Frustrasi: Perasaan kehilangan kontrol, terutama bagi orang tua yang sebelumnya terbiasa memberi arahan kepada anak.
  • Perubahan emosional: Emosi yang mudah berubah, seperti mudah tersinggung, menangis, atau merasa marah tanpa alasan yang jelas.
  • Penurunan kesehatan fisik: Gangguan tidur, perubahan nafsu makan, masalah pencernaan, dan kelelahan yang berkelanjutan.
  • Isolasi sosial: Menarik diri dari interaksi sosial dan memilih untuk menghabiskan waktu sendirian.
  • Rasa jenuh: Tidak menikmati rutinitas sehari-hari dan merasa kurangnya variasi dalam kegiatan.

Cara mengatasi empty nest syndrome

Dilansir dari hellosehat.com, ada beberapa langkah yang dapat membantu orang tua mengatasi empty nest syndrome, di antaranya:

  • Bangun kembali hubungan: Mempererat hubungan dengan pasangan, keluarga, atau teman-teman lama dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan kesedihan akibat anak-anak yang sudah mandiri.
  • Cari dukungan: Mencari dukungan dari orang terdekat, teman, atau komunitas dapat memberi rasa lega dan mengurangi perasaan kesepian.
  • Temukan hobi baru: Menemukan kegiatan baru atau hobi yang disukai dapat memberikan pengalihan dan memberi kepuasan.
  • Tetap terhubung dengan anak: Komunikasi rutin dengan anak-anak melalui telepon atau pesan singkat dapat memperkuat ikatan emosional yang ada.
  • Perhatikan perawatan diri: Menjaga pola makan sehat, berolahraga, tidur cukup, dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu meredakan perasaan kesepian dan sedih yang dialami orang tua.

Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, orang tua bisa lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka setelah anak-anak mereka meninggalkan rumah. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic