lifestyleHealth

Mengenal Fase Luteal dalam Siklus Menstruasi dan Pengaruhnya pada Tubuh

Penulis Ashila Syifaa
Sep 14, 2024
Ilustrasi perempuan yang sedang memasuki menstruasi. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi perempuan yang sedang memasuki menstruasi. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

ThePhrase.id – Fase Luteal merupakan bagian dari siklus menstruasi yang terjadi setelah fase ovulasi hingga hari pertama menstruasi. Pada umumnya fase ini terjadi pada hari ke 15 sampai 28 dalam siklus menstruasi. 

Fase luteal memiliki satu tujuan yaitu untuk mempersiapkan rahim atas kemungkinan hamil dengan menebalkan dinding atau lapisan rahim. 

Fase luteal adalah fase terakhir dari siklus menstruasi yang dibagi menjadi empat, yang dimulai dari fase menstruasi, fase folikular, dan ovulasi di mana ovarium melepaskan sel telur. Setelah itu, folikel dominan yang melepaskan telur akan berubah menjadi Korpus luteum yang menghasilkan progesteron, serta sedikit estrogen. Selama fase ini kadar progesteron meningkat yang membantu menebalkan lapisan rahim.

Berikut beberapa hal yang akan terjadi pada tubuh pada saat fase luteal dan peningkatan hormon:

  • Menyiapkan lapisan rahim untuk kehamilan dengan menebalkan lapisan. Lapisan tebal ini menjadi lingkungan ideal bagi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel dan kehamilan berkembang. 
  • Progesteron juga menyebabkan lendir serviks menebal menjadi seperti lem. Lendir yang menebal ini membantu mencegah bakteri masuk ke dalam rahim.
  • Jika tidak ada kehamilan dalam siklus tersebut, korpus luteum akan larut dan kadar hormon menurun. Lapisan rahim akan luruh dan memasuki periode menstruasi.

Periode Fase Luteal

Pada umumnya siklus menstruasi terjadi selama 28 hari. Sedangkan, periode fase luteal terjadi antara 12 sampai 14 hari. Namun, seperti siklus menstruasi, periode fase luteal dapat bervariasi. Perlu dicatat fase luteal yang berjalan selama 10 sampai 17 hari masih normal. 

  • Fase luteal yang pendek

Fase luteal yang berlangsung kurang dari 10 hari disebut fase luteal pendek. Ini berarti menstruasi akan berlangsung dalam waktu 10 hari setelah ovulasi. Fase luteal yang pendek tidak memungkinkan cukup untuk lapisan rahim tumbuh dan menebal. Akibatnya, orang dengan fase luteal pendek mungkin kesulitan untuk hamil.

Fase luteal pendek juga bisa menjadi tanda adanya kelainan fase luteal (Luteal Phase Defect/LPD). Kelainan ini terjadi ketika lapisan rahim tidak tumbuh atau menebal dengan cukup untuk mendukung kehamilan. LPD dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran.

  • Fase luteal yang panjang

Kebalikan dengan fase yang pendek, fase panjang berarti menstruasi akan datang 18 hari atau bahkan lebih setelah ovulasi. Orang dengan fase luteal panjang mungkin mengalami ketidakseimbangan hormon seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS). 

Namun, jika tidak menstruasi dalam 14 hari setelah ovulasi, terdapat kemungkinan kehamilan dan melakukan tes adalah langkah yang baik.

Tanda-tanda Memasuki Fase Luteal

Fase luteal adalah periode di mana Anda biasanya mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Perubahan kadar hormon dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional.

Gejala fisik meliputi:

  • Payudara yang nyeri dan sedikit bengkak
  • Perut kembung
  • Retensi cairan (edema, pembengkakan)
  • Sembelit atau diare         
  • Sakit kepala
  • Perubahan nafsu makan
  • Perubahan kulit, seperti jerawat
  • Nyeri otot (kram)
  • Nyeri sendi
  • Rasa lelah berlebihan

Secara emosional, tanda-tandanya dapat terjadi dalam bentuk sebagai berikut:

  • Depresi
  • Kecemasan
  • Rasa tegang
  • Insomnia atau tidur berlebihan
  • Perubahan minat dan hasrat seksual
  • Mudah marah
  • Ledakan emosi dan kemarahan
  • Perubahan suasana hati
  • Sulit berkonsentrasi
  • Tangisan tiba-tiba
  • Menarik diri dari acara sosial

[Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic