lifestyle

Mengenal Fenomena Bediding dan Tips Menjaga Kesehatan

Penulis Ashila Syifaa
Jul 20, 2024
Ilustrasi menggunakan jaket saat udara dingin. (Foto: Pexels/KATRIN  BOLOVTSOVA)
Ilustrasi menggunakan jaket saat udara dingin. (Foto: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)

ThePhrase.id – Belakangan ini sejumlah wilayah di Indonesia dilanda suhu dingin. Meskipun sudah memasuki musim kemarau, suhu yang terasa dingin di pagi dan malam hari ini dikenal sebagai fenomena bediding. 

Istilah bediding, berasal dari bahasa Jawa, yaitu dari kata ‘bedhidhing’ yang berarti terasa dingin. Sehingga, fenomena suhu udara yang terasa dingin ini disebut bediding.

Dalam KBBI dijelaskan bahwa bediding merupakan musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. 

Mengapa fenomena bediding bisa terjadi?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara yang terasa lebih dingin terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh Moonson Dingin Australia. 

Hal tersebut karena di bulan Juli, Australia sedang berada dalam musim Dingin. Tekanan udara tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia.

Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama di wilayah bagian selatan Khatulistiwa terasa lebih dingin di pagi dan malam hari. 

Beberapa tempat, terutama yang berada di dataran tinggi seperti Dieng berpotensi terjadi embun es yang banyak mengira fenomena ini adalah salju. 

BMKG juga menjelaskan bahwa fenomena  ini dapat terjadi karena angin muson timur yang membawa masa udara lebih kering menyebabkan langit cerah tanpa awan sehingga radiasi matahari yang diterima bumi lebih besar dan suhu pun meningkat drastis di siang hari.

Dengan kondisi suhu udara yang lebih panas di siang hari namun lebih dingin di malam hari, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan. 

Tips menghadapi fenomena bediding

Menghadapi musim kemarau yang saat ini mulai merata di Indonesia memerlukan persiapan yang tepat. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca menjadi panas di Indonesia menyebabkan berkurangnya pasokan air dan menurunnya imunitas tubuh seseorang, terutama yang memiliki kondisi tubuh kurang fit.

Persiapan dilakukan agar masyarakat tidak mudah terserang penyakit yang biasa datang bersamaan dengan musim kemarau seperti diare, infeksi saluran pernapasan, flu/pilek, hingga muntaber.

Selain persiapan fisik, perlu juga persiapan lingkungan dilakukan untuk meminimalisir kekeringan dan berkurangnya pasokan air, sehingga tidak mengganggu konsumsi air harian dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah 5 tips persiapan menghadapi musim kemarau yang dapat dilakukan sebagai langkah preventif untuk meminimalisir dampak dari musim kemarau baik dari sisi kesehatan maupun lingkungan:

1. Jaga asupan makanan sehat untuk membantu pencernaan lebih baik.

2. Perbanyak konsumsi air putih untuk meningkatkan cairan tubuh.

3. Perhatikan pola tidur agar tidak kelelahan.

4. Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Kenakan pakaian tebal dan hangat, terutama saat berada di luar pada malam hari, karena dapat mempengaruhi kondisi tubuh. [Syifaa]

 

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic