lifestyle

Mengenal Fenomena Pick Me Girl dari Kacamata Psikologi

Penulis Firda Ayu
Mar 18, 2022
Mengenal Fenomena Pick Me Girl dari Kacamata Psikologi
ThePhrase.id – Fenomena pick me girl banyak menjadi sorotan di kalangan anak muda belakangan ini. Fenomena ini merupakan tindakan seseorang, umumnya perempuan, untuk membuat lawan jenis terkesan dengan menyatakan bahwa ia tidak seperti kebanyakan perempuan.

Kebiasaan ini biasanya disertai dengan mencari pembanding perempuan lain dengan tujuan merendahkan dan menganggap perempuan tersebut tidak sebanding dengan dia.

Psikolog dari Universitas Airlangga (Unair) Ike Herdiana menyebut beberapa tanda individu yang tergolong pick me girl. Pertama, ia akan menyatakan kondisi pribadinya berbeda dengan karakteristik atau stereotip gender secara umum.

Ingin dilihat berbeda dari perempuan lainnya (Foto: istimewa)


Kedua, ia akan cenderung merendahkan perempuan lain. Terakhir, seorang dengan perilaku pick me girl akan menampilkan sikap, minat, kebiasaan, atau gaya yang dianggap berbeda sehingga mampu menarik perhatian lawan jenis.

Mengapa seseorang memiliki perilaku pick me girl?

Kebutuhan untuk Terlihat Berbeda dan Superior


Ike menjelaskan, seorang pick me girl tidak hanya berusaha menarik lawan jenis. Perilaku ini juga didasari atas kebutuhan untuk menerima respect dan diperhatikan orang lain.

Tak hanya itu, kebutuhan untuk tampil “berbeda” dan superior dalam kehidupan sosial juga menjadi penyebab perilaku ini. Umumnya, seseorang dengan perilaku pick me girl menginginkan kehidupan sosial yang superior, namun lewat cara yang tidak sehat seperti dengan sengaja merendahkan orang lain.

"Termasuk pula keinginan berkompetisi untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan itu,” jelas Ketua Kelompok Kajian Gender dan Anak Fakultas Psikologi Unair tersebut.

Tidak Hanya Menjangkiti Perempuan


Ilustrasi ingin dipandang berbeda (Foto: canva)


Meski beberapa studi menyebut bahwa perilaku ini umumnya dilakukan oleh perempuan, namun laki-laki juga dapat mengidap perilaku ini dan tidak menjadi pengecualian. Layaknya pick me girl, pick me boy merupakan situasi di mana laki-laki menentang kondisi stereotip agar dianggap berbeda dan lebih keren oleh lingkungan pergaulan.

Misalnya seperti jika dalam sebuah perkumpulan semua laki-lakinya merokok, maka seseorang pick me boy tidak akan merokok dan akan menunjukkan pada lawan jenis atau teman sepergaulannya bahwa ia berbeda dengan mereka.

“Namun belum ada penjelasan spesifik perbedaan dari sisi gender, karena baik laki-laki dan perempuan memiliki stereotip gender yang sama-sama kuat,” jelas  Ike.

Didorong oleh Perilaku Misogini

Ike menyebut sifat pick me girl muncul karena faktor internalized misogyny. Perilaku misogini merupakan kebencian atau rasa tidak suka pada perempuan.

Seorang misogini selalu ingin menjauhkan dirinya dari steorotip wanita tradisional yang ia anggap tidak menonjol dan cenderung negatif. Perilaku misogini ini kemudian memunculkan keinginan untuk menjadi berbeda dari perempuan lain dan berbuntut pada perilaku pick me girl.

https://www.tiktok.com/@oppabags_id/video/6978067511233350913

Internalized misogyny menggambarkan bahwa perempuan juga bisa memiliki pemahaman seksisme dan perilaku kebencian terhadap sesama perempuan. Kondisi ini dapat juga didorong kebutuhan pribadi untuk terlihat unik dan berbeda dari orang lain.

“Stereotip perempuan yang suka make up, lemah lembut, suka dilindungi, suka belanja, didobrak dengan menyatakan dirinya berbeda dengan kondisi itu semua” jelas  Ike.

Membutuhkan Konseling

Umumnya, Perilaku pick me girl akan membuat relasi sosial dan lingkungan sekitar menjadi tidak menyenangkan. Hal ini karena perilaku ini biasanya diikuti persaingan yang tidak sehat, unsur menghina, serta merendahkan salah satu pihak.

“Kondisi tersebut tentu tidak nyaman untuk membangun relasi sosial yang sehat. Secara natural, seseorang barangkali akan meninggalkan relasi seperti itu,” sebutnya.

https://www.tiktok.com/@oppabags_id/video/6981424022684830977

Oleh karena itu,  Ike menekankan bahwa dalam beberapa situasi diperlukannya tindakan konseling untuk seseorang dengan pick me girl. Terlebih apabila kondisi tersebut berkelanjutan sehingga individu tersebut semakin terobsesi merendahkan dan menghina orang lain.

“Mereka akan semakin tidak realistis dengan tindakan-tindakannya. Hal itu akan membuat individu tidak mampu mengontrol emosi hingga timbul ketidaknyamanan secara psikologis,” imbuhnya.

Dengan potensi merugikan orang lain dan diri sendiri, seseorang dengan perilaku pick me girl diimbau untuk segera mencari bantuan konseling profesional.[fa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic