ThePhrase.id - Bersamaan dengan percepatan teknologi, kecepatan hidup juga meningkat. Percakapan, informasi, dan berita berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Masyarakat diharapkan tetap terhubung 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. "Hustle Culture" yang sebelumnya populer membuat orang bekerja hingga titik kelelahan. Tetapi semakin cepat hal-hal berjalan, semakin ingin kita melambatkannya—dan di sinilah prinsip gaya hidup ‘slow living’ hadir.
Melansir byrdie.com, Dr. Jenelle Kim, DACM, L.A.C yang merupakan penulis buku ‘Myung Sung: The Korean Art of Living Meditation’ mendefinisikan slow living sebagai pendekatan secara sadar untuk hidup lebih lambat untuk menghargai setiap momen dan memprioritaskan apa yang penting dalam hidup.
Gaya hidup ini, tentu saja, berbeda jauh dari apa yang dianggap normal dalam masyarakat. Kita diajarkan untuk meyakini bahwa dengan bekerja keras kita akan mendapatkan segala imbalan. Namun, slow living mengajak kita untuk mengadopsi pola pikir baru yang memungkinkan kita sepenuhnya menerima dan mengalami segala yang ditawarkan kehidupan. Prinsip ini didasarkan pada pemilihan kebahagiaan sebagai prioritas utama di atas segalanya.
Meskipun konsep hidup dengan penuh kesadaran baru-baru ini mendapatkan popularitas di media sosial (terutama TikTok), sebenarnya konsep ini telah menjadi bagian integral dari berbagai budaya. Pandemi juga turut berkontribusi pada popularitasnya yang semakin meningkat, karena memaksa banyak orang untuk melambat dan mengevaluasi prioritas dalam hidup, sehingga memberikan gambaran mengenai manfaat hidup yang lebih lambat.
Meski demikian, banyak orang salah mengartikan konsep gaya hidup lambat. Slow living bukan berarti menjadi malas, lamban atau tidak bersemangat. Ini bukan hanya tentang melambatkan tempo setiap tugas yang kita lakukan, tetapi mengubah tugas-tugas yang kita lakukan, memberikan "ruang pikiran untuk memprioritaskan apa yang penting dan menentukan waktu yang tepat untuk setiap tugas atau aktivitas.
Dari mengunyah makanan dengan lebih hati-hati hingga memperhatikan berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk menatap layar setiap hari, berikut lima hal yang dapat dilakukan untuk memulai gaya hidup slow living.
[nadira]