ThePhrase.id - Selama ini, perceraian sering diidentikkan dengan pasangan muda yang belum lama menikah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena baru yang disebut grey divorce. Istilah ini merujuk pada perceraian yang terjadi di usia matang, umumnya pada pasangan berumur di atas 50 tahun atau yang telah puluhan tahun hidup bersama.
Lalu, apa yang membuat grey divorce semakin banyak terjadi?
Menurut sejumlah pakar, perubahan dinamika hubungan seiring bertambahnya usia dan bergesernya fase kehidupan menjadi salah satu penyebab utama. Ketika memasuki masa pensiun, pasangan yang sebelumnya sibuk bekerja mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, dan di saat itulah perbedaan yang selama ini terabaikan mulai terasa. Banyak yang menyadari bahwa kedekatan mereka telah memudar, bahkan merasa hidup seperti dua orang asing di bawah satu atap.
Kondisi ini kian terasa ketika anak-anak sudah mandiri dan rumah menjadi sepi. Bagi sebagian orang, masa ini memunculkan refleksi mendalam tentang kebahagiaan pribadi. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental membuat banyak pasangan memilih mengakhiri hubungan yang tidak lagi memberi ketenangan. Mereka memutuskan untuk memulai hidup baru, meski di usia yang tidak muda lagi.
Selain itu, Verywell Mind mencatat bahwa masalah kesetiaan juga menjadi pemicu yang cukup sering terjadi. Perselingkuhan tidak hanya dialami oleh pasangan muda, tetapi juga mereka yang telah lama menikah. Rasa dikhianati setelah bertahun-tahun hidup bersama meninggalkan luka yang sulit sembuh, terutama bagi mereka yang sudah berada di usia 50-an.
Faktor kesehatan juga dapat memperumit hubungan. Penyakit kronis atau kondisi medis serius kerap menimbulkan tekanan besar yang tidak mudah dihadapi bersama, hingga akhirnya menggoyahkan keharmonisan rumah tangga.
Meski begitu, grey divorce juga bisa menjadi awal dari babak baru. Banyak yang justru menemukan makna baru setelah berpisah, belajar mengenal diri sendiri, mengejar hal-hal yang dulu tertunda, atau bahkan membuka hati untuk cinta yang lebih tenang dan sadar. [nadira]