trending

Mengenal Happy Hypoxia, Gejala Baru pada Pasien Covid-19

Penulis Regita Rahmanissa
Jul 15, 2021
Mengenal Happy Hypoxia, Gejala Baru pada Pasien Covid-19
ThePhrase.id – Selain demam tinggi, hidung beringus, sakit kepala dan tenggorokan, serta sesak napas, baru-baru ini ditemui beberapa pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala namun memiliki kondisi happy hypoxia.

Ilustrasi Pasien Covid (Foto: AntaraFoto)


Menurut Dr Alfian Nur Rosyif selaku Tim Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Airlangga Kota Surabaya, hypoxia dapat terjadi ketika kadar oksigen di dalam darah berkurang sampai di bawah batas normal yang menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen akut.

“Happy Hypoxia menyebabkan mereka yang mengalami penurunan saturasi oksigen karena terjangkit Covid-19 bisa beraktivitas seperti biasa karena tidak merasakan sakit, sesak, atau masih terlihat bahagia,” ujarnya.

Kondisi ini, imbuh Alfian, dapat terjadi diduga karena respon otak yang lebih lambat dalam mengindikasi kadar oksigen yang turun dibandingkan dengan respon batang otak yang lebih cepat mengindikasi kadar karbondioksida yang meningkat. Sehingga, beberapa pasien dengan tingkat saturasi oksigen di bawah 50% dari kadar oksigen normal 95-100%, kerap tidak merasakan gejala sesak namun berujung dengan kematian.

Dilansir dari situs kesehatan milik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, penyebab terjadinya kondisi happy hypoxia belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, terdapat dua teori kemungkinan mengenai penyebab terjadinya kondisi yang kini ditemui pada pasien Covid-19 tanpa gejala ini.

Pertama, happy hypoxia dapat terjadi karena peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh virus Covid-19 itu sendiri. Kedua, kondisi ini juga dapat terjadi akibat masalah pada sistem syaraf yang mengatur fungsi pernapasan dan kadar oksigen.

Selain itu, sebuah studi yang ditulis oleh seorang professor kedokteran paru dan perawatan kritis di Layola University Medical Center, Dr Martin J Tobin, menyatakan virus corona dicurigai mampu mempengaruhi reseptor tubuh yang menyebabkan hilangnya respons pada tingkat oksigen yang rendah (hypoxia).

Untuk diketahui, tekanan oksigen normal dalam arteri berada di kisaran 75 sampai 100 milimeter merkuri (mm Hg). Apabila tekanan oksigen berada di bawah 60 mm Hg, hal ini mengindikasikan bahwa tubuh memerlukan oksigen tambahan.

Untuk pemeriksaan kadar oksigen menggunakan pulse oksimetri, konsentrasi oksigen normal pada tubuh berada di antara 95-100 persen. Sehingga, apabila pemeriksaan menunjukkan presentase kadar oksigen kurang dari angka tersebut, maka dapat dipastikan oksigen dalam tubuh rendah.

oximeter (Foto: pixabay.com/charlykushu)


Oleh karena itu, pengecekan kadar oksigen untuk pasien Covid-19 sangat penting dilakukan secara berkala. Untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, hendaknya menyiapkan oksimeter untuk memantau kadar oksigen dalam tubuh sehingga apabila ditemukan menurun, dapat segera menuju rumah sakit untuk ditindaklanjuti.

Dilansir dari laman sosial media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat empat kategori pasien Covid-19 yang dapat dilihat berdasarkan gejala dan kadar oksigen di dalam tubuh. Pertama, pasien tanpa gejala dengan kadar oksigen >95% dengan frekuensi napas 12-20 kali per menit. Kedua, pasien gejala ringan dengan kadar oksigen >95% disertai demam, batuk ringan, sakit kepala, pilek, dan nyeri tulang. Ketiga, pasien gejala sedang dengan kadar oksigen >95% disertai hilangnya indra penciuman dan pengecap, demam, batuk, mual, muntah dan frekuensi napas 20-30 kali per menit. Keempat, pasien berat atau kritis dengan kadar oksigen <95% disertai gejala serupa dan frekuensi napas >30 kali per menit (sesak).

Lebih lanjut, pasien Covid-19 dianjurkan untuk melakukan teknik proning yang dapat membantu meningkatkan kadar oksigen cukup dengan bantuan bantal. Langkah pertama untuk melakukan teknik tersebut adalah dengan tidur tengkurap selama 30 sampai 60 menit secara berulang. Jika tidak sanggup untuk tidur tengkurap, maka dapat dialihkan dengan tidur miring ke kanan atau ke kiri. Selain itu, melakukan posisi duduk bersandar pada bantal selama 30 menit juga dapat membantu meningkatkan kadar oksigen. [Regita]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic