ThePhrase.id - Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki beragam motif dengan makna yang mendalam. Salah satunya adalah Motif Batik Truntum, yang sering digunakan dalam acara pernikahan karena melambangkan kasih sayang.
Batik Truntum menjadi batik tradisional khas Jawa yang populer di kalangan masyarakat. Tak sekadar motif yang memiliki makna, batik ini juga memiliki sejarah hingga tercipta makna yang mendalam.
Motif Batik Truntum telah ada sejak tahun 1800-an, yang awalnya diciptakan oleh Kanjeng Ratu Beruk, seorang garwa ampil atau selir dari Pakubuwono VIII, Sunan Kartasura. Diketahui, Kanjeng Ratu Beruk merupakan anak dari Ki Jagawara dari Desa Palar dan hidup dalam keprihatinan. Karena itu, kedua orang tuanya sering bersemedi sehingga memperoleh anak yang cantik dan menjadi selir dari Pakubuwono VIII.
Namun, beberapa cerita lain mengatakan bahwa Kanjeng Ratu Beruk adalah selir dari Pakubuwono yang bertakhta pada tahun 1749–1788 M dan anak dari seorang abdi dalem bernama Mbok Wirareja.
Lalu, mengapa Batik Truntum begitu berarti hingga menjadi simbol kasih sayang dan cinta?
Pasalnya, suatu saat sang selir merasa dilupakan oleh raja yang telah memiliki kekasih baru, padahal sebelumnya ia sangat dicintai dan dimanja oleh sang raja.
Sang selir pun merasa kesepian dan gundah karena harus melewatkan hari-harinya tanpa kehadiran sang raja. Suatu malam, perhatian Kanjeng Ratu Beruk tertuju pada indahnya bunga tanjung yang jatuh dan berguguran di halaman keraton yang berpasir pantai. Melihat keindahan tersebut, ia mulai mencanting motif bunga yang bertebaran pada sehelai kain, menggambarkan sebuah harapan bahwa dalam kemudahan pasti ada kesulitan, dan sekecil apa pun kesempatan tetap ada peluang.
Ketekunan ratu dalam membatik menarik perhatian raja, yang kemudian mulai mendekati dan menunggu ratu selesai membatik. Sejak itu, raja selalu memantau perkembangan batik karya sang ratu, dan sedikit demi sedikit rasa cinta kembali tumbuh. Sehingga, motif yang dihasilkan ratu menjadi simbol cinta yang tumbuh kembali, atau truntum.
Dalam Motif Batik Truntum terdapat ornamen kuntum bunga tanjung yang biasanya menghiasi halaman rumah-rumah mewah di zaman itu. Tak hanya itu, bunga tersebut memiliki harum yang lebih awet daripada bunga melati.
Karena itu, Motif Truntum memiliki makna sebuah harapan. Warna hitam yang digunakan sebagai latar kain tersebut menggambarkan langit malam tanpa rembulan, namun masih ada bintang sebagai penerang. Hal itu menggambarkan filosofi bahwa ada kemudahan di antara kesulitan. Filosofi ini masih digunakan hingga sekarang sebagai simbol pasangan mempelai untuk memulai hidup baru dalam pernikahan. [Syifaa]