lifestyle

Mengenal Sadfishing, Tren Perilaku Toxic di Media Sosial

Penulis Ashila Syifaa
May 26, 2022
Ilustrasi penggunaan media sosial. (Foto: Unsplash/Robil Worrall)
Ilustrasi penggunaan media sosial. (Foto: Unsplash/Robil Worrall)

ThePhrase.id - Mengungkapkan apa yang sedang dirasakan di media sosial merupakan hal yang wajar di era digital ini. Adapun prilaku tren yang banyak dilakukan seperti sadfishing untuk menarik perhatian orang-orang sekitar ataupun orang yang tak dikenal di media sosial.

Media sosial di pandang sebagai wadah untuk mengekpresikan diri mereka sendiri, hal tersebut akan membuat semakin bergantungnya kita dengan media sosial dan menjadikan tempat untuk mengungkapkan atau membagikan perasaan.

“Media sosial telah menggantikan diary. Remaja secara terbuka memposting tentang emosi mereka untuk melihat apa yang terjadi dan bagaimana orang lain menanggapinya,” jelas penulis dan psikoterapis Amy Morin, LCSW

Karena itu tren dengan sengaja membagikan perasaan terutama perasaan sedih dan kekecewaan banyak dilakukan dan itu yang disebut dengan sadfishing.

Istilah sadfishing pertama kali digunakan pada tahun 2019 pada sebuah postingan artis ternama yaitu Kendall Jenner, di mana ia membagikan masalahnya mengenai pengalaman berjerawatnya pada laman Instagramnya.

Unggahan Kendall Jenner tersebut menarik bersimpati terhadapnya. Namun, pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa apa yang ia tulis hanya sebuah kampanye promosi untuk pengobatan jerawat.

Hal ini yang membuat ungkapan perasaan Kendall Jenner pada unggahannya disebut sadfishing karena memiliki tujuan hanya untuk menarik perhatian, followers, likes ataupun untuk mencari simpati.

Perilaku tersebut menjadi toxic karena tidak semua postingan mengenai kesulitan atau kesedihan orang itu merupakan sadfishing. Ini yang membuat semakin sulitnya untuk mengenal postingan yang sadfishing atau yang sungguh-sungguh.

Menurut survei dari Digital Awareness UK, banyak remaja yang sulit mendapatkan support online karena terlalu banyak yang sadfishing dan membuat pembaca mulai tidak percaya dengan tulisan-tulisan yang menunjukan kesedihan ataupun kesulitan.

Namun untuk remaja perilaku sadfishing bisa menjadi suatu hal sebagai penggilan pertolongan yang sesungguhnya. Hal ini dapat terjadi karena mereka kurang mendapatkan perhatian dalam pertemanannya atau dari orang tua.

Jadi perilaku tersebut juga dapat menjadi pertanda bagi orang tua bahwa anak remajanya membutuhkan perhatian yang khusus. Perilaku yang toxic tersebut dapat menjadi pertanda bagi seseorang yang kesepian dan hanya membutuhkan teman saja. [Syifaa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic