regional

Mengenal Sasirangan, Kain Khas Kalimantan Selatan

Penulis Ashila Syifaa
Mar 20, 2023
Mengenal Sasirangan, Kain Khas Kalimantan Selatan
ThePhrase.id - Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang terus dilestarikan salah satunya adalah kain tradisional Sasirangan khasnya Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Selatan terdapat Kampung Sasirangan yang terletak di Kota Banjarmasin.

Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kain ini sebagai salah satu dari 33 kain tradisional warisan budaya tak benda di Indonesia.

Kain ini merupakan jenis kain yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali raffia dan selanjutnya dicelup. Seperti namanya ‘Sasirangan’ berasal dari bahasa Banjar kata sirang atau menyirang yang artinya menjelujur atau teknik menjahit menggunakan tangan.

Kain ini merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang sudah menjadi warisan turun-menurun. Melansir Indonesia Kaya, merujuk Hikayat Banjar, kain Sasirangan ini telah dibuat sejak abad ke-7 dengan nama kain langgundi.

Budaya membuat kain ternyata sudah dimulai sejak zaman Kerajaan tradisional Negara Dipa di Amuntai yang sekarang  telah menjadi ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Awal mulanya kain yang dikenal dengan nama langgundi ini merupakan kain tenun berwarna kuning.

Namun, setelah terjadinya perkembangan pada pembuatan kain, langgundi tidak lagi digunakan sebagai pakaian harian masyarakat dan hanya digunakan sebagai sarana pelengkap dalam terapi pengobatan alternatif. Setelah itu, kain tersebut lebih dikenal dengan sebutan Sasirangan karena proses pembuatannya.
Dipercaya memiliki kekuatan magis

Kain Sasirangan dari Kalimantan Selatan, Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons/Arief R.R. Ezagren)


Pada zaman dahulu masyarakat Banjar percaya bahwa kain ini memiliki kekuatan untuk pengobatan, mengusir roh, serta melindungi diri.

Melansir laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, beberapa kain ini memiliki berbagai manfaat yang berbeda-beda yang digunakan untuk pengobatan.

  • Sarung Sasirangan (tapih bahalai) dikenakan sebagai selimut untuk mengobati penyakit demam atau gatal-gatal.

  • Bebat Sasirangan (babat atau stagen) yang dililitkan di perut digunakan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit diare, disentri, kolera, dan sejenis penyakit perut lainnya.

  • Selendang Sasirangan (kakamban) dililitkan di kepala atau disampirkan sebagai penutup kepala dipercaya untuk menyembuhkan sakit kepala sebelah (migraine).

  • Ikat kepala Sasirangan (laung) yang dililitkan di kepala dimaksudkan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit kepala seperti pusing atau kepala berdenyut-denyut.


Ciri khas kain

Sasirangan
Kain sasirangan. (Foto: disdag.kalselprov.go.id)


Kain ini memiliki ciri khas yang terlihat dari rangkaian motif yang tersusun secara vertikal, jarang ditemukan motif dengan susunan horizontal. Selain dari rangkaian motif, terlihat dari warna yang digunakan.

Motif tradisional kain sasirangan antara lain motif Kulat Karikit, Gigi haruan, Hiris Pudak, Naga Belimbur, Ular Lidi, bayam Raja, Bintang Bahambur, Tampuk Manggis, Kambang Sakaki, Daun Jeruju, Kambang Kacang Kangkung Kaombakan, Hiris gagatas, Turun Dayang dan Ombak Sinampur karang.

Warna dasar menggunakan warna putih yang diwarnai dengan warna seperti merah, cokelat, biru, hijau, ungu, atau warna lainnya yang cerah. Dengan warna-warna yang cerah, motif akan terlihat timbul menjadi putih atau mengikuti pengaruh warna dasarnya. [Syifaa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic