regionalBatik

Mengenal Sejarah Batik Parang, Motif Tertua di Indonesia

Penulis Ashila Syifaa
Jun 23, 2025
Motif Batik Parang. (Foto: sonobudoyo.jogjaprov.go.id)
Motif Batik Parang. (Foto: sonobudoyo.jogjaprov.go.id)

ThePhrase.id - Indonesia memiliki berbagai macam motif batik, salah satu motif tertua dan paling dikenal adalah Batik Parang. Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai sejarah yang mendalam, hingga dapat bertahan di era modern saat ini.

Motif Batik Parang ini memiliki akar sejarah kuat dalam budaya Jawa yang berasal dari Yogyakarta dan Solo. Sejarah batik ini dapat ditelusuri hingga ke masa Kesultanan Mataram pada abad ke-16, yang pada saat itu motif Parang hanya boleh digunakan oleh bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai status kekuasaan.

Pada masa kesultanan, Batik Parang tak sekadar busana yang dipakai, tetapi juga sebagai lambang sosial yang menunjukkan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Pada umumnya, motif ini digunakan sebagai busana resmi seperti kebaya dan kain panjang. Pada masa Kesultanan Mataram, batik ini mencerminkan pentingnya batik dalam kehidupan sehari-hari dan upacara kerajaan.

Konon katanya, motif ini diciptakan oleh Sultan Agung dari kerajaan Mataram Kartasura Solo yang sedang meditasi di pantai selatan. Dalam proses meditasi itu, Sultan Agung mendapatkan sebuah inspirasi dari ombak kencang di laut Parangtritis. Dari situlah munculnya ide membuat sebuah motif batik yang dinamai motif Parang.

Untuk nama 'Parang' sendiri terdapat beberapa pendapat, menurun laman Museum Sonobudoyo Yogyakarta kata yang berasal dari bahasa Jawa ini dapat diartikan sebagai pedang yang melambangkan kekuatan serta keberanian.

Namun, 'Parang' juga dapat diartikan sebagai pereng atau lereng/tebing dalam bahasa Jawa. Perengan ini digambarkan sebagai garis menurun yang secara diagonal dan memiliki motif membentuk huruf 'S' yang tidak terputus sebagai makna kesinambungan. Bentuk tersebut merupakan simbol ombak samudra yang diartikan sebagai semangat yang tidak pernah redup. Sedangkan, makna filosofis yang dapat diambil dari simbolisme pedang menggambarkan kekuatan, keberanian, dan semangat juang. 

Pola yang teratur dan terulang pada batik ini juga melambangkan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Motif ini mengajarkan bahwa keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian.

Meski sudah ada selama berabad-abad, motif Batik Parang ini masih terus mempertahankan popularitasnya hingga saat ini. Keindahan motifnya yang elegan sering dijadikan sebagai busana untuk acara formal maupun non-formal, bahkan menjadi kemeja batik yang dapat dipakai untuk sehari-hari. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic