ThePhrase.id - Tidur sangat penting untuk kesehataan, terkadang tidur dapat terganggu karena suara yang mengganggu. Namun, ada juga suara yang dapat membantu tidur dikenal dengan istilah sleep sound.
Dewasa ini, sleep sound menjadi salah satu pilihan populer sebagai solusi dari kesulitan tidur dan untuk kualitas tidur yang lebih baik. Suara ini merupakan sebuah frekuensi atau getaran yang terjadi setiap detiknya.
Frekuensi yang dimaksud di sini adalah getaran atau siklus yang terjadi per-detiknya, misalkan pita suara seorang penyanyi. Pada umumnya manusia bisa mendengar rentang frekuensi sebesar 20–20.000 Hz (getaran per detik).
Melansir Health.com, sleep sound dideskripsikan dengan menggunakan sebutan warna karena setiap warna berbeda dalam cara mendistribusikan intensitas pada setiap frekuensi.
Raj Bhui, spesialis kedokteran keluarga dan juru bicara American Academy of Sleep Medicine (AASM), menjelaskan sleep sound pada setiap warna:
White noise: Mengandung semua frekuensi dengan pada intensitas yang sama, seperti suara statis dari radio atau televisi.
Pink noise: Memiliki rentang frekuensi yang sama, tetapi intensitasnya menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi (3 decibels per octave). Hal ini menghasilkan penekanan pada nada yang lebih rendah dan terdengar lebih lembut dibandingkan white noise. Contohnya yang serupa dengan pink noise adalah suara angin atau air terjun
Brown noise: Dapat disebut juga dengan red noise yang serupa dengan pink noise. Yang membedakan adalah intensitasnya yang berkurang lebih cepat seiring peningkatan frekuensi (6 desibel per oktaf), memberikan karakter yang lebih gemuruh. Banyak yang mengatakan brown noise terdengar seperti suara hujan atau air mengalir di kamar mandi.
Blue noise: Kalau suara yang ini mencerminkan pink noise tetapi intensitas akan meningkat mengikuti frekuensi.
Violet noise: Serupa dengan blue noise tetapi mencerminkan ukuran langkah dari broin noise (6 desibel per oktaf) membuat frekuensi yang lebih tinggi dan
Grey noise: Memiliki intensitas renda di frekuensi tengah dan meningkatkan intensitas di kedua ujung spektrum yang dapat didengar menghasilkan kurva berbentuk U.
Dr. Bhui menjelaskan, data dari penelitian mengenai suara atau musik yang membantu menenangkan diri masih sedikit. Kebanyakan penelitian dilakukan pada white noise saja yang menemukan bahwa suara tersebut dapat membantu jika tinggal di tempat yang bising.
Selain dapat membantu untuk tidur ketika tinggal di tempat yang bising, white noise juga dapat membantu gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak-anak.
Melansir health.com, secara medis suara-suara ini dapat membantu sesorang lebih mudah jatuh tertidur. Sleep sound juga dapat membantu orang dengan kondisi seperti tinitus, yang berkaitan dengan 'telinga berdenging'.
Meskipun begitu, Dr. Bhui tetap memberi peringatan bahwa kebiasaan menggunakan sleep sound untuk dapat tidur itu tidak baik, sebab suara itu disiarkan melalui perangkat elektronik.
Namun, ia juga menjelaskan bahwa, hal tersebut dianggap sebagai intervensi non-invasif, non-farmakologis yang umumnya tidak memiliki risiko tinggi yang menyebabkan bahaya jika digunakan dengan tepat.
Bhui juga mengingatkan banyak orang dengan kondisi tinitus mengalami kehilangan pendengaran. Maka penting untuk mencegah terjadinya kehilangan pendengaran. Salah satunya adalah dengan memperhatikan desibel suara, menggunakan ear plug atau pelindung telinga.
Saat ini juga sudah terdapat berbagai macam aplikasi di smartphone yang menyediakan layanan sleep sound, seperti BetterSleep, Headspace, myNoise, White Noise Deep Sleep Sounds, dan White Noise Lite. [Syifaa]