
ThePhrase.id - Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Sumatra Utara pada 27 November 2025 menyebabkan banjir di sejumlah lokasi, termasuk di salah satu bangunan bersejarah di Kota Medan, yaitu Tjong A Fie Mansion, sebuah rumah megah milik saudagar China yang menjadi ikon wisata di kota Medan.
Bangunan tersebut merupakan rumah yang dahulunya menjadi tempat tinggal tokoh masyarakat bernama Tjong A Fie yang terletak di Jalan Ahmad Yani nomor 105, Kesawan, Medan, Sumatra Utara.
Tjong A Fie Mansion dibangun pada tahun 1895 di atas lahan seluas 8.000 meter persegi, rumah berlantai dua itu memiliki 35 kamar dan disebut sebagai "permata bersejarah di medan". Tak sekadar rumah bersejarah, Tjong A Fie Mansion terdaftar sebagai bangunan bersejarah sekaligus bangunan cagar budaya dan museum.

Selain itu, permata bersejarah ini menjadi sebuah landmark wisata terkemuka dan menjadi salah satu contoh bangunan paling mewah yang mewakili budaya peranakan di Indonesia yang juga menjadi contoh keberagaman budaya yang membentuk Medan. Rumah ini dikelola oleh keturunan Tjong A Fie, Bapak Fon Prawira.
Rumah ini memiliki pengaruh Tionghoa, Melayu, dan Art Deco dalam gaya arsitekturnya. Uniknya, rumah ini dibangun dengan memperhatikan prinsip feng shui. Kamar-kamar terletak di keempat sisi bangunan dan mengelilingi halaman terbuka yang luas di tengah, yang melambangkan "Sumur Surga".
Bangunan ini kaya akan nilai sejarah yang diharapkan tidak pudar memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, Tjong A Fie memiliki pengeruh besar terhadap peningkatan ekonomi dan kemajuan Kota Medan. Ia merupakan seorang pengusaha yang menguasai berbagai perkebunan tanaman komoditas, dan sektor perdagangan. Tak hanya itu, ia juga dikenal dengan sosok yang membangun pertokoan di sepanjang Jalan Kesawan yang kini dikenal dengan Jalan Ahmad Yani.
Semasa ia hidup, ia sempat berperan sebagai Mayor Jenderal China, yang tak hanya dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana tetapi juga murah hati. Ia berkomitmen untuk menyumbangkan sebagian kekayaannya kepada seluruh masyarakat Medan, tanpa memandang ras atau agama. Ia membangun sekolah, rumah sakit, kuil, gereja, masjid, dan fasilitas umum lainnya di Sumatera, Malaysia, dan Tiongkok. Ia sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat Medan karena sifatnya yang murah hati dalam memimpin.

Bangunan ini, berisi peninggalan dan barang-barang bersejarah, mulai dari perabotan, koleksi seni, hingga lukisan berharga.
Pada pintu masuknya terdapat dua patung Foo Lions dari granit yang menjaga gerbang utama menuju taman depan, menuju halaman rumah Tjong A Fie Mansion yang dirancang unik dan artistik. Di atap bangunan megah maupun gerbang masuk depan masih terlihat sisa keramik berwarna-warni yang melekat pada hiasan.
Lantai keramik tingkat utama yang terawat dan dipoles terbuat dari ubin Venesia, sementara perabotan lampu indah merupakan perpaduan gaya Tionghoa dan Eropa era itu. Langit-langit dihiasi pola lukisan tangan asli dengan pemandangan burung phoenix serta kupu-kupu.
Di sayap samping rumah, lukisan dinding pada lentil menggambarkan kehidupan sehari-hari di Tiongkok, mencerminkan akulturasi budaya yang kaya. [Syifaa]