ThePhrase.id – Belakangan ini istilah underconsumption core sedang ramai digunakan di media sosial terutama TikTok. Tren ini muncul untuk mendorong gaya hidup minimalis dan sederhana di tengah gempuran budaya konsumerisme.
Underconsumption core yang didorong oleh influencer berbeda dengan lifestyle mewah influencer yang sering beredar di media sosial.
Bukan memamerkan lemari penuh dengan busana, aksesori mewah atau makeup berjajar-jajar, influencer dengan underconsumption core memamerkan pakaian hasil thrifting hingga barang yang sudah lusuh karena dipakai bertahun-tahun.
Munculnya underconsumption core ini bisa berawal dari kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sebagian besar generasi muda seperti gen-z hingga milenials, termasuk tekanan ekonomi, isu lingkungan, hingga tekanan sosial.
Selain menantang gaya hidup yang mewah, underconsumption core juga mendorong pengguna sosial media untuk tidak terlalu mengikuti tren budaya influencer yang tiada henti.
Underconsumption sendiri secara harfiah memiliki arti kurang konsumsi yang berarti tidak mengonsumsi secara berlebihan. Dalam kata lain adalah membeli barang hanya yang dibutuhkan saja atau tidak membeli barang tertentu sebelum benar-benar rusak.
Beberapa influencer TikTok mencotohkan underconsumption core dengan menunjukan makeup yang sudah bertahun-tahun masih dipakai atau botol tumblr yang tampilannya sudah tidak karuan namun masih dipakai karena fungsinya.
Semua ini tentunya berkaitan dengan inflasi yang sedang melanda dunia, sehingga berdampak pada daya beli generasi muda. Untuk menghindari overspending atau mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting, banyak generasi muda yang memilih untuk menjalankan kehidupan dengan underconsumption core.
Gaya hidup ini juga mendorong kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa fast-fashion menjadi salah satu faktor masalah polusi lingkungan dengan limbahnya, membeli barang bekas atau trhifting bisa menjadi solusi dari masalah tersebut.
Sehingga, underconsumption core bukan hanya berkaitan dengan daya beli namun juga keberlanjutan. Tak hanya itu, tren ini juga merupakan sebutan lain untuk hidup sederhana dan minimalis.
Beberapa influencer menyebut tren ini sebagai recession-core influencing atau mempengaruhi orang untuk belanja dengan bijaksana dalam kondisi ekonomi yang sedang buruk. Beberapa di TikTok juga menekankan, “Saat keuangan sedang ketat dan biaya hidup serta sewa terus meningkat, siapa yang sanggup membeli highlighter seharga 42 US Dollar.”
Tak hanya itu, konten kreator @itshardouthereman di TikTok mengatakan bahwa underconsumption core sebenarnya adalah realitas hidup di bawah garis kemiskinan. Adapun yang mengatakan tren ini meromantisasi hidup sebagai masyarakat menengah ke bawah.
Hal ini juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya memiliki gaya hidup yang sesuai, yang dilakuan dengan kedisiplinan dan keuangan yang stabil, sehingga tidak mudah tergoda oleh influencer atau selebriti dengan gaya hidup mewah, terutama dalam kondisi ekonomi saat ini. [Syifaa]