ThePhrase.id - Mengganti nasi dengan shirataki, apa manfaatnya? Belakangan ini beras shirataki menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat yang sedang diet karena diklaim mampu menjadi pengganti nasi putih yang sempurna.
Foto: Ilustrasi Beras (freepik.com Food photo created by jcomp)
Shirataki sendiri adalah beras rekayasa asal Jepang yang dibuat dari tepung konnyaku yang diperoleh dari akar tanaman konyaku atau ubi kojak. Tak sedikit orang menyebut shirataki sebagai “Nasi Ajaib”. Awalnya, shirataki sendiri berbentuk mie putih yang lebih lembek dan berair. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, kini shirataki dikeringkan dan dipotong berbentuk beras.
"Shirataki" adalah bahasa Jepang untuk "air terjun putih", yang menggambarkan mie yang putih tembus pandang. Shirataki dibuat dengan mencampur tepung glukomanan dengan air biasa dan sedikit air jeruk nipis, yang membantu mie mempertahankan bentuknya.
Dari segi rasa, beras shirataki mirip dengan nasi putih biasa. Namun, teksturnya lebih kenyal dan terasa lengket saat dikunyah.
Dibandingkan beras putih biasa, beras shirataki sangat rendah akan karbohidrat dan kalori. Hal ini yang membuatnya menjadi pengganti beras yang sempurna. Selain bebas kalori, beras shirataki juga bebas dari berbagai alergen seperti kedelai dan gluten.
Dilansir dari eatthismuch.com, beras shirataki hanya mengandung sekitar 12 kalori per 100 gram penyajian, lemak 0 gram, karbohidrat 1.2 gram, serta protein 1.2 gram. Dengan mengkonsumsi shirataki, Anda bisa mengurangi konsumsi karbohidrat dan gula secara keseluruhan. Selain itu, karena shirataki mengandung 97% air dan berserat tinggi, beras shirataki juga mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama.
Beras shirataki juga mengandung senyawa glucomannan yang dapat membantu mencegah dan mengobati sembelit, membantu menurunkan berat badan, serta menjaga kadar gula dalam darah. Hal ini dikarenakan Glucomannan dapat membantu memberi makan bakteri probiotik dalam usus.
Bagi sebagian orang, glukomanan dalam mie shirataki dapat menyebabkan masalah pencernaan ringan, seperti mencret, kembung, dan perut kembung. Namun, perlu dicatat bahwa glukomanan telah ditemukan aman pada semua dosis yang diuji dalam penelitian. Namun demikian - seperti halnya semua serat - yang terbaik adalah memasukkan glukomanan ke dalam program diet secara bertahap. [nadira]