Foto: Ilustrasi Vaksinasi Covid-19 (freepik.com Medical photo created by freepik)
ThePhrase.id - Dengan varian Delta Covid-19 yang sangat mudah menular menyebar di seluruh dunia, beberapa negara memutuskan menggabungkan vaksin dalam upaya untuk meningkatkan vaksinasi mereka.
Menggabungkan vaksin mengacu pada pemberian satu merek vaksin kepada pasien untuk suntikan pertama, kemudian vaksin dari produsen yang berbeda untuk suntikan kedua. Pendukung program tersebut berpendapat bahwa menggabungkan dua jenis vaksin akan mempercepat dan meningkatkan efektivitas vaksinasi.
Hasil dari menggabungkan vaksin Covid-19 masih diteliti dalam sejumlah penelitian yang sedang berlangsung. Data dari uji coba di Spanyol dan Inggris menunjukkan bahwa menggabungkan vaksinasi menghasilkan respons imun yang kuat yang mengungguli dua dosis vaksin yang sama dalam beberapa kasus.
Beberapa negara seperti Bahrain, Bhutan, Kanada, Italia, Korea Selatan, Thailand, dan Uni Emirat Arab telah mulai menggabungkan vaksin. Di Inggris, penggabungan vaksin sudah dilakukan secara terbatas pada Januari 2021. CDC juga telah melonggarkan kebijakan penggabungan vaksin dalam ‘keadaan luar biasa’.
Pendapat World Health Organization (WHO)
Foto: Ilustrasi Vaksin Covid-19 (freepik.com Hospital photo created by rawpixel.com)
Kepala ilmuwan World Health Organization (WHO) telah memberikan memperingatkan agar tidak mencampur dan menggabungkan vaksinasi COVID-19 dari berbagai produsen. Ia menyebut tren penggabungan vaksin sebagai "praktik berbahaya" karena kurangnya bukti tentang konsekuensi kesehatan.
“Ini adalah tren berbahaya. Kami berada di zona bebas data, tak ada bukti untuk mencampur dan mencocokkan,” kata Soumya Swaminathan dalam briefing online.
Swaminathan kemudian mengklarifikasi pernyataannya di Twitter, mengatakan bahwa masyarakat harus mengikuti saran otoritas kesehatan masyarakat setempat dan tidak membuat keputusan sendiri tentang pencampuran vaksin atau mengambil dosis tambahan.
Ia juga mengatakan bahwa lembaga kesehatan masyarakat dapat memberikan saran berdasarkan data yang tersedia, tetapi ia menambahkan bahwa studi tentang pencampuran berbagai vaksin sedang berlangsung dan bahwa imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi.
Vaksinasi di Indonesia
Foto: Situasi Covid-19 di Indonesia (covid.go.id)
Indonesia telah memberikan vaksin sejenis dalam program vaksinasi nasional. Namun demikian, khusus untuk tenaga kesehatan, Kementerian Kesehatan telah memulai penyuntikan vaksin booster untuk nakes dengan menggunakan vaksin Moderna. Vaksinasi pertama dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Jumat (16/7).
Sebanyak 50 Guru Besar FKUI dan sejumlah dokter mendapatkan vaksinasi di RS tersebut. Pelaksanaan vaksinasi ini ditinjau langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono.
Menkes Budi mengatakan yang divaksinasi pertama kali ini adalah para senior Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan demikian, hal tersebut diharapkan dapat diikuti oleh tenaga kesehatan lainnya tanpa ragu.
“Harapan kami kalau para senior ini yakin untuk bisa menerima vaksin booster atau vaksin yang ketiga dengan Moderna ini, seharusnya para juniornya, murid-muridnya juga bisa mengikuti (divaksinasi) dengan segera. Jadi harapan saya segera para Nakes ini diberikan booster yang ketiga untuk bisa melindungi mereka sehingga mereka bisa bekerja dengan lebih tenang,” ujar Menkes.
“Kebetulan Nakes itu kan kerjanya di fasilitas kesehatan jadi relatif harusnya jauh lebih mudah. Saya lihat (vaksinasi) kemarin itu sekitar 7 minggu atau 8 minggu sudah bisa selesai 1,5 juta, saya harapkan kali ini bisa lebih cepat selesai karena kan hanya satu kali suntik,” imbuh Menkes.
Hingga 20 Juli 2021, lebih dari 58 juta penduduk Indonesia telah tervaksinasi. Rinciannya, 42.344.675 orang yang telah menerima dosis pertama vaksin dan 16.451.288 orang yang telah menerima vaksin dosis kedua. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia, 20 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapatkan 1 dosis. [nadira]