features

Menguji Daya Tahan Koalisi Indonesia Bersatu

Penulis Aswan AS
Feb 08, 2023
Menguji  Daya Tahan Koalisi Indonesia Bersatu
ThePhrase.id - Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB adalah koalisi partai pertama yang terbentuk untuk menghadapi pilpres 2024. Koalisi yang terbentuk pada 13 Mei 2022 tersebut beranggotakan Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Parta Persatuan Pembangunan (PPP).

Koalisi ini memiliki 23,67% suara dengan 148 kursi atau telah memenuhi Presidential Treshold (ambang batas pemilihan presiden) sebesar 20%. Namun sejauh ini, KIB belum mengusung nama capres yang akan dijagokan pada pilpres 2024, dan telah disalip oleh Koalisi Perubahan yang berdiri belakangan yang telah fixed mengusung Anies Baswedan.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Foto: Istimewa


Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar beralasan koalisinya belum mengumumkan capresnya sampai sekarang untuk menghormati Presiden Joko Widodo. “KIB menghormati Bapak Presiden (Jokowi). Dan, tadi disampaikan akan ada kerikil di sepatu kalau terlalu banyak capres yang di-announce (diumumkan) sebelum waktunya," kata Airlangga beberapa waktu lalu.

Namun sepertinya apa yang disampaikan Airlangga itu bukan satu-satunya alasan. “Itu salah satu, tetapi bukan satu-satunya,” kata Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing

Menurut Emrus banyak hal yang perlu dibicarakan, seperti biaya politik, siapa dapat apa, termasuk kepentingan-kepentingan politik apa yang diinginkan masing-masing partai.

Sulitnya menentukan nama capres ini diakui oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Koalisi sulit memutuskan capres karena banyaknya pilihan dari masing-masing partai koalisi hingga kader-kader mereka di bawah.

"Hati-hati itu istilah yang agak halus. Ya sebetulnya tarik-menarik. Kan enggak gampang berunding. Ketua ini mau, ini mau, ini mau.” kata Zulhas dalam sebuah wawancara siaran televisi swasta.

Koalisi terancam retak?

Ketua Umum NasDem Surya Paloh saat menerima Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, di NasDem Tower, Maret 2022. (Foto: Istimewa)


Sebagai koalisi yang paling awal terbentuk, dalam perjalanan menuju 2024 , KIB menghadapi banyak goncangan yang mengancam koalisi retak bahkan pecah dan bubar. Ada beberapa hal yang dapat dicatat yang menggoncang Koalisi Indonesia Bersatu.
Goncangan pertama adalah ketika terjadinya “kudeta” di tubuh PPP, yang mengakibatkan Suharso Manoarfa terlempar dari kursi ketua umum partai itu. Suharso Monoarfa diberhentikan sebagai Ketua Umum melalui forum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Kabupaten Serang, Banten, 4-5 September 2022.

Berhentinya Suharso sebagai salah satu pencetus KIB sempat berhembus isu KIB akan bubar karena kebijakan baru dari pimpinan partai yang baru. Namun Mardiono sebagai Plt ketua umum memastikan dirinya akan tetap melanjutkan komitmen partai sebagai anggota koalisi.

Goncangan kedua adalah perbedaan pandangan antara partai dengan kader muda dan kosituen masing-masing partai koalisi. Perbedaan ini menyangkut figur capres yang akan diusung partai pada pemilu 2024. Anies yang sudah diusung resmi oleh Nasdem sebagai capres cukup mengganggu para kader muda partai koalisi KIB. Mereka menilai partai lamban mengambil keputusan untuk menjadikan Anies sebagai capres.

Kader dan konsituen partai yang terang-terangan mendesak partainya untuk mengusung Anies adalah Forum Ka’bah Membangun (FKM). Habil Marati, Ketua Umum FKM menegaskan PPP akan lolos di pemilu 2024 jika mengusung Anies Baswedan. FKM kemudian mengadakan deklarasi mendukung Anies di Grand Pacific, Mlati, Sleman, Yogyakarta, November tahun lalu.

Tidak hanya di PPP, kader Partai Golkar juga telah mendeklarasi gerakan “Go Anies” sebagai sayap pendukung Anies. Tercatat beberapa nama kader Golkar yang menjadi penggerak seperti Andi Sinulingga, Sirajuddin Abdul Wahab yang juga inisiator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) dan lain-lain

Demikian juga, sejumlah kader PAN ikut menyambut kedatangan Anies di Padang Sumatera Barat, beberapa waktu lalu. Ketua Bappilu PAN Riau, Tengku Zulmizan Assegaf dan beberapa pengurus DPW PAN Riau sengaja datang ke Padang untuk ikut menghadiri deklarasi Anies. Meskipun mereka mengaku kehadiran mereka atas nama pribadi.

Kesamaan pandangan para kader partai KIB ini kemudian dikukuhkan dalam kesepakatan membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) Kuning Ijo Biru yang disingkat Sekber KIB. Sekber KIB ini terdiri tiga kelompok relawan Anies itu, yakni Go-Anies, Forum Ka'bah Membangun, dan Anies Amanat Indonesia. Surat kesepakatan bersama dibacakan Ketua Umum Kornas Go-Anies Sirajuddin Abdul Wahab didampingi oleh Ketua Kornas Forum Ka'bah Membangun, Habil Marati dan Ketua Umum Kornas Amanat Indonesia, Sahrin Hamid.

Sekretaris Jenderal PKS, Habib Aboe Bakar Al Habsyi dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto foto bersama saat silaturahim kebangsaan di kantor DPP partai Golkar. (Dok. Fathur/PKSFoto)


Meski dianggap Sekber KIB ini berbeda dan tidak terkait dengan partai-partai koalisi Indonesia Bersatu, namun publik memilik pemahaman sendiri bahwa partai koalisi KIB dalam kondisi tidak solid, terutama terkait dengan figur calon presiden.

Goncangan ketiga adalah kuatnya tarikan koalisi lain. Tidak adanya kader partai KIB yang dapat dijadikan jago pada pilpres 2024 menjadi ruang terbuka untuk menarik partai dari keanggotaan koalisi. Golkar yang memiliki suara terbanyak yang paling banyak “digoda”. Apalagi sekarang Golkar memiliki nama capres potensial setelah bergabungnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang konsisten berada di papan tengah lembaga survei. Ridwan Kamil adalah salah satu nama cawapres yang potensial mendampingi Anies.

Sinyal ini ada pada pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto di DPP Partai Golkar 1 Februari lalu. “Pertama tentu terkait dengan posisi dari Partai Golkar dan NasDem. Kedua silaturahmi, kan berlanjut karena Partai NasDem tentu sebagian besar juga alumni Partai Golkar,” kata Airlangga usai pertemuan itu.

Semakin mendekati pemilu, goncangan terhadap perahu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ini pun semakin kencang. Apakah perahu ini akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan? Perlu diuji lagi daya tahannya hingga Pemilu 2024. (Aswan AS)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic