trending

Menjadi Pahlawan di Era Milenial

Penulis Firda Ayu
Nov 13, 2021
ThePhrase.id – Dibalik makna peringatan Hari Pahlawan 10 November, terdapat perjuangan pemuda Surabaya yang berjuang mengusir Belanda di Surabaya pada 10 November 1945. Pemuda di masa penjajahan, baru dapat disebut sebagai pahlawan jika mereka turut serta dalam peperangan dan berjuang mengusir penjajah.

Pahlawan berperang (Foto: Nielswik)


Saat ini kita telah terbebas dari penjajahan dan peperangan. Lalu bagaimana dengan pemuda masa kini yang ingin berkontribusi bagi negara? Apakah pemuda bisa menjadi pahlawan tanpa berpartisipasi dalam peperangan?

Milenial, sebutan pemuda masa kini, merupakan kaum yang nantinya aktif sebagai pemimpin dan penggerak Indonesia di masa depan.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, generasi milenial harusnya tidak hanya menjadikan Hari Pahlawan sebatas upacara simbolik saja melainkan menjadikan perjuangan pahlawan sebagai pembelajaran dan terus berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

Kontribusi kepahlawanan generasi milenial bisa dimulai dengan menghindari praktik korupsi serta disiplin dan taat  hukum.

Pemuda mengikuti Gerakan Anti Korupsi (Foto: detikFoto / Lamhot Aritonang)


Menurut Sangun Ragahdo Yosodiningrat (25 tahun), peraih gelar doktor bidang hukum mengatakan pentingnya menjaga jiwa nationalis dan patriot dalam diri ditanamkan melalui pendidikan.

Dr. S. Ragahdo Yosodiningrat, SH, LLM , Aga. (Foto: Instagram/ragahdo)


“Makna dari hari pahlawan itu sendiri kalau buat saya pribadi adalah untuk mengingat betapa telah berjasanya pahlawan pendahulu kita yang telah memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa kita ini sehingga penting bagi kita utk memahami lebih dalam sehingga tumbuh jiwa nasionalis dan patriot terhadap kita. Karena pas SMA saya ditanamkan betapa pentingnya jiwa nasionalis dan patriot dalam diri kita,” ungkap pemuda lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang ini kepada Thephrase. id,  Jumat (12/11).

Lebih lanjut, pemuda yang biasa disapa Aga ini menambahkan bahwa mulai banyak pemuda yang tidak begitu peduli dengan jiwa nasionalis dan patriot dalam diri karena sudah terlalu terlena dengan dunia sekarang yang serba mudah.

Namun, ia membagikan tips agar milenial mampu menghadapi tantangan ini

“Dimulai dari memahami sejarahnya (pahlawan) itu sendiri sih. Mungkin sesimpel diberi suguhan-suguhan di social media terkait hal-hal yang bisa mengingatkan anak-anak milenial betapa susahnya pahlawan memperjuangkan kemerdekaan ini,” ucapnya.

Milenial terlena oleh era digital (Foto: natureaddict)


Pahlawan di masa milenial ini memang tidak hanya berperan melawan penjajahan saja, tantangan yang mereka hadapi justru lebih luas dan lebih kompleks.

Ia menambahkan,  dengan era serba digital, kita dimudahkan dengan segala sesuatu yang serba instan namun hal ini justru mampu membuat kita terlena sehingga malas untuk berinovasi dan menghasilkan kontribusi positif untuk negara.

Selain itu, dengan mudahnya penyebaran informasi juga dapat menjadi hal yang negatif karena informasi yang didapatkan belum tentu benar dan mudah juga disalah gunakan.

Hal-hal di atas hanyalah sebagian kecil dari berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh kaum milenial. Dengan berbagai tantangan tersebut, sudah siapkah kita berkontribusi untuk negara? [fa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic