Menko Airlangga: G20 Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi

ThePhrase.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ajang Presidensi G20 yang puncaknya akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 mendatang, merupakan momentum berharga bagi Indonesia.

G20 Indonesia merupakan momentum untuk meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri hingga Rp 1,7 triliun, penambahan PDB mencapai Rp 7,47 triliun serta penciptaan lebih dari 33 ribu lapangan kerja.

Menurut Menko Airlangga, G20 akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Ajang G20 Indonesia juga akan berperan penting dalam menjembatani keberagaman yang ada dalam Forum G20.

“Indonesia dan masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan, bersifat inklusif dan langkah-langkah yang konkret di luar narasi-narasi politik,” ujar Menko Airlangga dalam siaran pers, Minggu (19/12/2021).

Tentang Presidensi G20

Indonesia telah terpilih dan tengah mempersiapkan penyelenggaraan G20. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 dilakukan saat KTT G20 di Riyadh, Arab Saudi pada 22 November 2020 lalu. Indonesia menjadi negara berkembang pertama yang diamanatkan memegang Presidensi G20.

Forum G20 akan diikuti oleh 20 negara yang meliputi Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Indonesia, Prancis, Rusia, dan Uni Eropa. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengikuti ajang tersebut.

Negara-negara yang tergabung dalam forum G20 merupakan negara yang menguasai 85% PDB dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan dunia, dan 66% populasi dunia.

Presidensi G20 Indonesia dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ akan memfokuskan pada tiga topik utama. Pertama, arsitektur kesehatan global yang membahas upaya Indonesia memperkuat kembali tata kelola kesehatan global pasca pandemi dan menjadi sentra vaksinasi di Asia. Kedua, transformasi berbasis digital yaitu upaya digitalisasi sektor-sektor yang menjadi mesin pertumbuhan baru. Ketiga, transisi energi yaitu memperluas akses terhadap teknologi menuju energi bersih dan terjangkau. [nadira]