trending

Menyikapi Penendang Sesajen di Semeru, Ini Kata Guru Besar Sosiologi Unair

Penulis Firda Ayu
Jan 20, 2022
Menyikapi Penendang Sesajen di Semeru, Ini Kata Guru Besar Sosiologi Unair
ThePhrase.id – Pasca bencana erupsi gunung Semeru, masyarakat digemparkan dengan video seorang pria yang menendang dan membuang sesajen di Kawasan Gunung Semeru. Pria berinisial HF ini dalam videonya mengatakan bahwa sesajen-sesajen inilah penyebab terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru.

Berbagai pro dan kontra muncul sebagai tanggapan atas aksi HF ini. Alissa Wahid sebagai pejuang hak kaum minoitas secara responsif menanggapi aksi tersebut melalui Instagram dan Twitter pribadinya. Menurutnya, aksi tersebut merupakan aksi kebencian terhadap suatu kaum dan merupakan perampasan hak saudara sebangsa padahal hak kebebasan beragama ini sudah diatur dalam konstitusi.

“Meyakini bahwa sesajen tidak boleh, monggo saja. Tapi memaksakan itu kepada yang meyakininya, itu yang tidak boleh. Repot memang kalau ketemu yang model2 begini. Susah banget memahami bahwa dunia bukan milik kelompoknya saja,” tulisnya di Twitter (09/01/2022).

https://twitter.com/AlissaWahid/status/1479979531679059971

HF kini telah menjadi tersangka dengan kasus penistaan agama. Ia dijerat dengan Pasal 156 dan Pasal 158 tentang penghinaan terhadap golongan tertentu. KinI, HF terancam mendapat hukuman penjara penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp 4.500

Guru Besar Sosiologi


Menanggapi hal ini, Bagong Suyanto, Guru Besar Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga mengatakan bahwa HF tidak perlu dilaporkan ke kepolisian. Menurut Bagong, bangsa Indonesia perlu belajar memaafkan dan memahami orang yang tidak mengerti.

“Menurut saya memang, tidak perlu memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Kita bisa menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan yang terpenting ketika pelaku sudah meminta maaf maka ya selesai permasalahannya. Karena menurut informasi yang saya dapat juga, pelaku tidak berasal dari wilayah Lumajang sehingga mungkin tidak mengetahui adat-istiadat setempat,” ujar Bagong.

HF menendang dan membuang sesajen di Kawasan Gunung Semeeru (Foto: instagram/alissa_wahid)


Meski ia menganggap bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan permintaan maaf dan menyelesaikan masalah HF dengan kekeluargaan, Dekan FISIP Unair ini tidak menyetujui tindakan yang dilakukan HF. Ia menyebut bahwa Indonesia adalah bangsa multikulturalisme sehingga setiap orang perlu menghargai perbedaan.

“HF kan orang luar daerah yang datang ke komunitas lokal (masyarakat Lumajang). Maka dia harus berempati dan belajar memahami perbedaan,” imbuhnya.

Bagong juga menerangkan bahwa HF tidak bisa hanya membenarkan kelompoknya sendiri dan menganggap bahwa kelompok lain salah karena berakibat perpecahan akibat ketersinggungan kelompok lain tersebut.

Lebih lanjut, Bagong menganggap bahwa kasus HF ini mampu dijadikan sebagai pelajaran bersama bahwa penting bagi masyarakat untuk mau mengenal dan memahami ritual agama dan kepercayaan lain terutama di negara multikultural seperti Indonesia.

Sikap Bijak Ketika Menghadapi Perbedaan


Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si, pakar Sosiologi FISIP Uiversitas Airlangga (Foto: dok. Pribadi)


Dosen yang pernah dinobatkan sebagai peneliti terbaik Unair versi Google Scholar ini juga  menjelaskan bahwa boleh bagi masyarakat untuk mempercayai dan meyakini suatu keyakinan. Namun, mereka juga perlu menghargai keyakinan orang lain dengan tidak menyalahkan atau merendahkan keyakinan lainnya.

Jika merasa ada perbedaan pendapat, masyarakat hanya perlu menyimpan atau merasakan sendiri sehingga tidak menyinggung keyakinan lain. Dengan bersikap demikian, kejadian penistaan agama seperti yang dilakukan oleh HF diharapkan tidak akan terulang.

“Jadi masyarakat harus betul-betul memahami bahwa kita hidup di lingkungan yang beraneka ragam. Sehingga ketika hendak menilai suatu kelompok lain yang berbeda, janganlah memakai ukuran kita sendiri. Kita harus berempati dan bertoleransi dan kuncinya adalah memahami dan menerima segala bentuk perbedaan,” tandasnya. [fa]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic