ThePhrase.id - Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai bidang seni telah mencapai tingkat yang lebih tinggi, termasuk dalam industri musik. Baru-baru ini, Meta, perusahaan induk Facebook, mengumumkan peluncuran versi open-source dari model AI generasi musik mereka yang dikenal sebagai MusicGen.
Ini adalah sebuah sistem inovatif yang memanfaatkan petunjuk sederhana untuk menciptakan musik dengan cara serupa seperti halnya ChatGPT atau AI berbasis model bahasa lainnya yang menghasilkan teks.
"Kami mempersembahkan MusicGen, sebuah model generasi musik yang sederhana dan dapat dikendalikan. MusicGen dapat merespons petunjuk baik berupa teks maupun melodi," jelas AI Research Engineer Meta, Felix Kreuk.
Dengan menggunakan petunjuk berupa teks atau melodi, MusicGen mampu menciptakan musik baru dengan mengambil sampel lagu dan gaya alat musik yang telah terintegrasi di dalam elemen generatifnya. Secara garis besar, pengguna memberikan informasi kepada MusicGen mengenai jenis trek yang diinginkan, atau bahkan (secara teoritis) melodi yang dinyanyikan, dan MusicGen akan menghasilkan variasi audio berdasarkan masukan tersebut.
MusicGen dilatih menggunakan 20.000 jam musik, menurut perusahaan teknologi tersebut, termasuk 10.000 jam lagu berlisensi "berkualitas tinggi" dan 390.000 trek instrumental. Menurut Meta, semua musik yang digunakan untuk pelatihan MusicGen tercakup oleh perjanjian hukum dengan pemegang hak. Namun, sumber-sumber tersebut bukanlah raksasa industri musik seperti Universal Music Group atau artis seperti Taylor Swift.
Set pelatihan berasal dari perpustakaan media seperti ShutterStock dan Pond5. Meta juga telah mengonfirmasi bahwa trek yang lebih panjang dapat dibuat melalui MusicGen, sehingga para penulis dapat menggunakan trek musik awal sebagai titik referensi.
Penggunaan AI generatif dalam musik telah mencuri perhatian dan memicu perdebatan, mulai dari Grimes yang mengatakan bahwa AI "menghancurkan hak cipta," hingga artis populer seperti Oasis dan The Weeknd yang menghadapi replika musik yang dihasilkan oleh AI, yang memunculkan pertanyaan tentang lisensi musik dan kepemilikan konten.
Bulan lalu, alat "AI eksperimental" Google bernama MusicLM telah dibuat tersedia untuk publik setelah diumumkan pada bulan Januari. Alat ini mampu menghasilkan musik berdasarkan petunjuk teks atau bahkan hanya melodi yang dinyanyikan, dengan pengguna kemudian diberikan dua versi yang berbeda dari lagu yang diminta. Ide di baliknya adalah agar pengguna dapat memilih versi yang mereka sukai, yang akan membantu "memperbaiki" model AI tersebut.
Menurut Google, MusicLM dilatih menggunakan lima juta klip audio, yang setara dengan 280.000 jam musik.
"Kami percaya bahwa inovasi yang bertanggung jawab tidak terjadi secara terisolasi," kata Google dalam sebuah pos blog sebelum mengkonfirmasi bahwa mereka telah "bekerja dengan musisi dan mengadakan lokakarya untuk melihat bagaimana teknologi ini dapat memberdayakan proses kreatif." [nadira]