ThePhrase.id – Awal Maret 2022 lalu Jalan Layang Pasupati di Bandung resmi berganti nama menjadi Jalan Prof. Mochtar Kusumaatmadja.
Lantas, siapakah Prof. Mochtar Kusumaatmadja yang namanya diabadikan di Bandung ini?
Dilansir dari situs kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Mochtar Kusumaatmadja lahir pada tanggal 17 April 1929 di Jakarta.
Dikenal sebagai pribadi yang cerdas, Mochtar Kusumaatmadja menempuh berbagai pendidikan di berbagai universitas, baik di dalam maupun di luar negeri seperti berikut ini:
● S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Jakarta, pada 1955.
● S2 Sekolah Tinggi Hukum Yale (Universitas Yale) di Amerika Serikat Jurusan, pada 1955.
● S3 Bidang Ilmu Hukum Internasional Universitas Padjadjaran di Bandung, pada 1962.
● S3 Harvard Law School (Universitas Harvard) dan Trade of Development Research Fellowship Universitas Chicago di Amerika Serikat, pada 1964 sampai 1966.
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Foto: dok. UNPAD)
Tak hanya aktif dalam menuntut ilmu, ia juga aktif dalam memajukan serta membela bangsa dan negara. Hal ini terlihat dari karir selama masa hidupnya:
1. Wakil Indonesia pada Konferensi Hukum Laut di Jenewa, Colombo pada 1958 sampai 1961.
2. Wakil Indonesia pada Sidang PBB mengenai Hukum Laut di Jenewa dan New York.
3. Guru Besar atau Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung pada 1970.
4. Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung pada 1973 sampai 1974.
5. Menteri Kehakiman dan Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan II pada 1973 sampai 1978.
6. Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III dan IV pada 1978 sampai 1983 dan pada 1983 sampai 1988.
7. Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada 1985.
Mochtar Kusumaatmadja wafat pada tanggal 6 Juni 2021 lalu. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Alasan diabadikan nama jalan
Menurut beberapa sumber, usulan nama Mochtar Kusumaatmadja untuk menggantikan nama jalan layang Pasupati didapat dari civitas Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung.
Selain itu, menurut Ridwan Kamil (Kang Emil) selaku Gubernur Jawa Barat, nama Mochtar Kusumaatmadja menggantikan jalan layang Pasupati sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya kepada Indonesia dan Jawa Barat melalui Wawasan Nusantara di kancah internasional.
"Ini berkat gagasan dari Ir H Djuanda, tapi yang menerjemahkan ke teknis, memperjuangkan sampai akhirnya 1982 diakui Wawasan Nusantara adalah perjuangan Prof Mochtar Kusumaatmadja,” ujar Kang Emil dalam acara peresmian Jl. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Selasa (1/3/2022).
Papan nama Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Foto: RMOLJABAR)
Wawasan Nusantara merupakan landasan Indonesia dalam menentukan batas teritorial wilayah sebagai upaya merajut semangat kebangsaan yang digunakan hingga saat ini. Wawasan Nusantara juga kerap diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah.
Dicetuskan dari gagasan batas teritorial Laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda pada 1957, konsep Wawasan Nusantara akhirnya berhasil diakui sebagai konstitusi internasional di tingkat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) berkat perjuangan diplomasi pada tahun 1982.
“Yang membuat luas Indonesia meningkat 2,5 kali lipat adalah perjuangan Prof Mochtar Kusumaatmadja. Itu poin dari semua poin penting.Pada zaman kolonial Belanda, perhitungannya itu hanya 3 mil dari pantai. Akibatnya, kalau jarak antar pulau jauh, tengahnya jadi milik internasional. Itulah yang membuat kapal-kapal asing bisa seliweran di wilayah Nusantara kita,” ucap Kang Emil.
Ridwan Kamil dalam acara peresmian penggantian nama Jalan Pasupati menjadi Jalan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Foto: BeritaKBB)
Selain jasanya dalam memperjuangkan Wawasan Nusantara di kancah Internasional, Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa karir Mochtar Kusumaatmadja yang pernah menjadi menteri juga menjadi salah satu faktor utama mengapa namanya dipilih untuk menggantikan nama Jalan Layang Pasupati.
"Sosok Prof Mochtar ini akademisi, kemudian juga mantan Menteri Kehakiman, mantan Menteri Luar Negeri, itulah yang membanggakan kita sebagai warga Jawa Barat. Itulah alasan mengapa dipilih Jalan Layang Pasupati sebagai Prof Mochtar Kusumaatmadja agar bisa bersimpangan dengan Jalan Ir H Djuanda,” pungkasnya. [hc]