ThePhrase.id - Batik yang menjadi warisan budaya Indonesia tak lepas dari ciri khas masing-masing daerah asalnya. Seperti batik khas Maluku yang memiliki motif yang menggambarkan kearifan lokalnya, yaitu rempah-rempah.
Kepulauan Maluku telah lama dikenal sebagai penghasil rempah-rempah yang menarik perhatian para pedagang tak hanya di Asia tetapi juga negara-negara Barat sejak abad 15 hingga 19. Kekayaannya pun membawa Kepulauan Maluku dikenal dengan sebutan spice island atau kepulauan rempah-rempah.
Hal itu juga menjadi identitas bagi masyarakat Maluku secara turun temurun. Tak hanya menjadi bahan yang serba guna untuk kebutuhan sehari-hari bahkan kebutuhan pengobatan, rempah-rempah menjadi inspirasi untuk beberapa motif batik yang diminati oleh masyarakat lokal hingga wisatawan.
Meskipun perkembangan batik di Maluku termasuk masih muda yang mulai pada tahun 2009, Maluku memiliki beberapa motif batik yang dikenal masyarakat luas, salah satunya adalah Batik Tubo asal Ternate, Maluku Utara.
Nama Tubo diambil dari sebuah kampung di Ternate di mana batik tersebut pertama kali dibuat. Motif yang digambarkan pada batik ini terinspirasi dari kehidupan sehari-hari dan kebudayaan masyarakatnya. Tentunya, motif batik Tubo ini didominasi dengan motif cengkih dan pala yang menjadi kearifan lokal dan komoditas bagi masyarakat Maluku.
Selain rempah-rempah kearifan lokal lainnya juga menjadi inspirasi dari motif batik Maluku, seperti motif Pala Salawaku yang menggambarkan senjata tradisional yang disebut Salawaku. Parang Salawaku terdiri dari dua bagian, yaitu parang (pisau panjang) serta salawaku (perisai) yang menjadi simbol kemerdekaan rakyat Maluku.
Senjata tersebut digunakan untuk berperang dan berburu, juga digunakan dalam pertunjukan Tari Cakalele. Selain senjata tersebut, dalam motif ini dipadukan dengan motif pala yang menjadi komoditas masyarakat setempat.
Pada motif batik ini menggambarkan alat musik tradisional Maluku, yaitu Tifa Totobuang yang juga menjadi identitas msayrakat Maluku. Alat musik ini berbentuk seperti gamelan yang memiliki ragam bentuk, ukuran dan suara yang sering digunakan untuk upacara adat, menyambut tamu atau sekedar memberikan hiburan.
Kekayaan alam Kepulauan Maluku juga digambarkan pada motif batik Pantai Ambon. Dengan warna cerah dan pola asimetris mencerminkan dinamis dan keterbukaan masyarakat pesisir di Maluku yang juga menggambarkan kehidupan bahari teluk Ambon.
Pattimura asal Maluku yang menjadi Pahlawan Nasional Indonesia karena perjuangannya berperang melawan kolonialisme pada abad ke-18 menjadi inspirasi pada batik Pattimura ini. Motifnya dikombinasikan dengan motif suku khas lainnya yang terdapat di wilayah Maluku yang menjadi simbol kemasyarakatan dan kepahlawanan. [Syifaa]